Selasa, 9 September 2025

Super Holding Danantara

Ekonom Ungkap Danantara Bisa Bikin Laju IHSG Menghijau Jika Lakukan Hal Ini

Disarankan, Danantara untuk tidak melakukan investasi pada sektor yang berisiko tinggi, dicontohkan seperti penyelamatan Sritex.

TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
SAHAM ANJLOK - Pengunjung beraktivitas di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (18/3/2025). Ekonom dan Founder Next Policy Fithra Faisal Hastiadi, menerangkan bahwa Danantara bisa membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali hijau. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara telah mengumumkan figur-figur manajemen yang akan mengelolanya, Senin (24/3/2025) di gedung Graha CIMB Niaga, Jakarta Selatan dalam acara "Meet The Team Danantara Indonesia".

Ekonom dan Founder Next Policy Fithra Faisal Hastiadi, menerangkan bahwa Danantara bisa membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali hijau.

"China ada SASAC, itu adalah lembaga semacam Danantara yang mengumpulkan aset-aset dan mengelola dana," tutur Fithra saat dihubungi Tribunnews.com, Jakarta, Senin (24/3/2025).

Baca juga: Danantara Pastikan Tak Ada Titipan dalam Pemilihan Pengurus, KPK dan Kapolri Terlibat Pengawasan

Menurutnya, SASAC bisa masuk ke pasar untuk kemudian membeli stock (saham) dan bisa menjadi liquidity maker juga buat saham, begitupun Danantara.

"Kita akan lihat nih, apakah Danantara bisa memiliki kekuatan itu atau enggak, karena kalau mau yang cepat (membuat IHSG kembali hijau) ya pasti harus masuk ke stock market, entah itu masuk stock market atau masuk capital market secara umum, dia bisa masuk ke bonds, bisa menyerap obligasi pemerintah juga," ucap Fithra.

Fithra melanjutkan, yang diharapkan banyak pihak saat ini Danantara masuk berinvestasi ke pasar saham, sebab sektor ini yang paling memerlukan likuiditas.

"Sekarang ini yang paling butuh liquidity adalah market, sehingga dia bisa menjadi market maker dan bisa menjadi liquidity maker," imbuhnya.

Disarankan, Danantara untuk tidak melakukan investasi pada sektor yang berisiko tinggi, dicontohkan seperti penyelamatan Sritex.

"Investasinya yang tidak beresiko tentunya ya, jangan sampai kemudian ingin menjadi ultra populis. Misalnya Danantara langsung membuat langkah penyelamatan Sritex. Itu di satu sisi populis, bisa mencegah terjadi penutupan. Tapi apakah itu proyek yang untung? Enggak juga. Market juga ingin lihat, bahwa Danantara investasi ke sektor-sektor yang strategis, sekaligus memiliki faktor keuntungan atau return yang lumayan, bagaimanapun ini akan menjadi semacam sinyal," ungkap Fithra.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan