Airlangga Ungkap Kesiapan Indonesia Wujudkan Penguatan Dagang Multilateral & Transformasi Digital
Melalui rangkaian agenda FMM, Indonesia menegaskan perannya dalam mendorong transformasi ekonomi regional dan global.
Ringkasan Berita:
- Indonesia mendorong kerja sama ekonomi, investasi, dan integrasi kawasan
- Airlangga menegaskan bahwa Indonesia memandang FIT sebagai wadah kolaboratif
- Airlangga menyoroti pentingnya perdagangan digital dan sistem paperless
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia terus memperkuat posisinya dalam arsitektur perdagangan global dengan mendorong kerja sama ekonomi, investasi, dan integrasi kawasan.
Upaya tersebut sejalan dengan komitmen Pemerintah untuk menjaga stabilitas pertumbuhan dan membuka peluang kemitraan yang lebih luas, khususnya dengan negara-negara mitra strategis.
Baca juga: Lewat Sembiz 2025, Wali Kota Ingin Semarang Jadi Pusat Perdagangan dan Jasa
“Kemitraan ini menawarkan respons kolektif dengan memperkuat sistem perdagangan multilateral berbasis aturan, memajukan perdagangan digital, dan mempromosikan investasi berkelanjutan,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto saat menghadiri the 1st Future Investment and Trade Partnership Ministerial Meeting (FMM) di Singapura, Selasa (18/11/2025).
Pertemuan tingkat menteri ini merupakan forum perdana yang mempertemukan negara-negara mitra untuk merumuskan langkah strategis menghadapi tantangan perdagangan modern.
Baca juga: Kunjungan Presiden Prabowo ke Australia untuk Tingkatkan Kerjasama Perdagangan
Forum ini dideklarasikan dua bulan lalu untuk memperkuat perdagangan dan investasi global melalui prinsip keterbukaan, ketahanan, dan inovasi. Melalui forum ini, Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya terhadap penguatan perdagangan global, integrasi rantai pasok, dan transformasi digital.
“FIT menyediakan platform bagi negara-negara, baik besar maupun kecil, untuk menjaga kesejahteraan dan ketahanan. Bagi Indonesia, FIT memiliki arti penting tersendiri sebagai ekonomi pertanian yang besar. Kami sangat menyadari kerentanan dalam rantai pasok pangan, energi, dan industri,” kata Airlangga.
Airlangga menegaskan bahwa Indonesia memandang FIT sebagai wadah kolaboratif yang dapat memperkuat koordinasi dalam menghadapi risiko bersama.
Dirinya menyoroti Welcome Agenda, yang dinilai mendukung pemetaan risiko dan penguatan
regulasi, serta membantu memastikan stabilitas sambil mendorong integrasi UMKM ke dalam rantai nilai global.
Indonesia juga menekankan pentingnya agenda transformasi digital, termasuk proyeksi ekonomi digital Indonesia yang diperkirakan mencapai USD360 miliar pada tahun 2030.
Lebih lanjut, Airlangga menyoroti pentingnya perdagangan digital dan sistem paperless.
Standarisasi dokumen elektronik, penguatan keamanan siber, dan interoperabilitas sistem digital antarnegara sangat diperlukan agar dapat menekan biaya dan mendukung pertumbuhan ekonomi digital menuju USD360 miliar pada tahun 2030.
Digitalisasi juga harus memberikan manfaat nyata bagi UMKM melalui proses kepabeanan yang lebih sederhana dan akses pasar yang lebih luas.
Selain itu, Indonesia menilai bahwa perdagangan digital dapat mendukung transisi menuju ekonomi hijau, sejalan dengan komitmen net-zero Indonesia.
| Membuka Peluang: Indonesia–Uni Eropa CEPA dan Masa Depan Ekspor Indonesia ke Eropa |
|
|---|
| 20 Negara Pelajari Keberhasilan JKN, BPJS Kesehatan Ungkap Kunci Transformasi Digital |
|
|---|
| Jelang SEA Games 2025, Wushu Indonesia Pasang Target Realistis 3 Medali Emas |
|
|---|
| Pemerintah Bakal Serahkan Sebagian Distribusi Minyakita ke BUMN |
|
|---|
| Mendag Budi Tegaskan Impor Pakaian Bekas Dilarang, Pengusaha 'Ngeyel' Terancam Ditutup Perusahaannya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/tribunnews/foto/bank/originals/penguatannnnn-perdgangan.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.