Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Prabowo Minta Pintu Impor Dibuka Lebar, Kemendag akan Seimbangkan Keperluan Hulu dan Hilir
Kementerian Perdagangan menyampaikan penentuan kuota impor berdasarkan Neraca Komoditas (NK) yang dibutuhkan oleh industri, agar tetap seimbang.
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto meminta kementerian dan lembaga terkait untuk membuka kuota impor seluas-luasnya guna memudahkan industri.
Sekretaris Jenderal Kementerian Perdagangan Isy Karim, menyampaikan meski nantinya kuota impor dibuka lebar, namun harus tetap seimbang dari kebutuhan industri hulu dan hilir.
"Kepentingan hulu dan hilir itu yang nanti harus seimbang. Jadi nanti mana kala itu untuk kepentingan misalkan kepentingan hulu, untuk kepentingan industri, untuk kepentingan itu juga harus kepentingan produksi dalam negeri. Itu yang harus dipertimbangkan, dihitung betul-betul berapa sih kebutuhannya," ungkap Isy ditemui usai acara Halal Bihalal di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (9/4/2025).
Pada dasarnya, Isy menyebut, penentuan kuota impor berdasarkan Neraca Komoditas (NK) yang dibutuhkan oleh industri, agar tetap seimbang.
Baca juga: Sekjen Kemendag Sebut Revisi Permendag 8/2025 Bukan Hanya Soal Pertek Maupun Kuota Impor
Misalnya, berapa kebutuhan produksi industri secara nasional, dipertemukan dengan demand dari pasar domestik hingga akhirnya jika ada selisih baru menggunakan barang dari luar.
"Prinsipnya di neraca komoditas, berapa produksi nasional, kemudian berapa konsumsi nasional, kekurangannya itu diimpor," terangnya.
Menyoal barang apa yang menjadi konsen penerapan kuota impor, Isy menjelaskan jenisnya tetap berpegang pada neraca komoditas itu sendiri.
Akan tetapi, menyoal perluasan kuota impor seperti yang disampaikan Presiden Prabowo untuk dibuka seluas-luasnya, Kemendag belum mendapatkan informasi lebih rinci mengenai jenis produknya.
"Saya belum bisa menyampaikan apa saja komoditasnya. Kalau yang di dalam NK sekarang yang sudah sepakat mulai dari garam, gula konsumsi, daging, kemudian ikan dan daging," ungkapnya.
Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Merasa 'Ditampar' saat India, Rusia, dan China Lakukan Pertemuan, Langsung Beri Peringatan |
---|
Trump Tolak Tawaran Manis India: Tarif Nol Persen Tak Lagi Berarti, Sudah Terlambat! |
---|
Industri Otomotif Kehilangan 51.500 Lapangan Kerja Akibat Tekanan Tarif Dagang |
---|
Trump Murka, Siap Gugat ke Mahkamah Agung Usai Tarif Dagang Andalannya Dinyatakan Ilegal |
---|
Acuhkan Ancaman Tarif Trump, India Tingkatkan Ekspor Minyak dari Rusia |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.