Senin, 25 Agustus 2025

Kisah Pria yang Tinggalkan Kuliah S2 di Kampus Ternama untuk Buka  Usaha Warung

Anak muda ini memilih meninggalkan kuliahnya di sebuah universitas ternama di China.

Editor: Hasanudin Aco
SCMP
BUKA WARUNG MAKAN - Fei Yu (24 tahun) meninggalkan kuliahnya di sebuah universitas ternama di China untuk buka warung makanan. 

 

TRIBUNNEWS.COM, CHINA - Anak muda ini memilih meninggalkan kuliahnya di sebuah universitas ternama di China.

Dia juga menolak tawaran gelar doktor di AS.

Semua itu dia lakukan agar bia berjualan makanan ringan  dan  bisa mendapatkan keuntungan US$95 sehari (sekitar Rp 1,6 juta).

Tekanan akademis membuat pemuda berusia 24 tahun dari keluarga miskin ini keluar dari jalur pendidikan elite dan beralih ke dunia sederhana sebagai penjual kentang tumbuk.

Dia sebenarnya sudah kuliah di studi  magister Universitas Fudan, sebuah kampus  ternama di Shanghai, China.

Dia memilih  mendirikan warung makanan.

Sebelum mengambil keputusan tidak lazim itu, Fei Yu (24 tahun) sebenarnya punya masa depan jadi pelajar elite, demikian laporan Jiupai News.

Meskipun berasal dari keluarga miskin di provinsi Sichuan, Cina barat daya, Fei belajar keras untuk masuk ke Universitas Sichuan dengan mengambil jurusan kesehatan masyarakat.

Setelah lulus pada musim panas 2022, ia diterima di sekolah pascasarjana Universitas Fudan.

Dia tidak perlu mengikuti tes masuk karena nilai-nilainya menduduki peringkat pertama di kelasnya selama lima tahun masa studi sarjananya.

Namun, Fei keluar dari Universitas Fudan pada awal tahun 2023 setelah belajar hanya satu semester.

Dia tidak dapat melanjutkan studinya lagi akibat menderita depresi, insomnia, dan masalah perut akibat tekanan dan perlakuan buruk dari mentornya.

Fei menolak untuk menguraikan pengalamannya atau mengungkapkan nama gurunya.

Setelah setahun bermalas-malasan di rumah, Fei mendaftar untuk belajar di luar negeri.

Ia melamar proyek PhD dalam bidang kedokteran pencegahan di beberapa universitas negeri di Amerika Serikat dan diterima dengan beasiswa dari satu sekolah pada awal tahun ini.

Namun pemotongan dana yang diberlakukan oleh pemerintah AS di bawah Presiden Donald Trump menyebabkan sekolah tersebut menarik bantuan keuangannya untuk Fei.

Hal ini membuatnya mengurungkan rencana studi di luar negerinya karena tidak mampu membiayainya.

Ayah Fei adalah penambang batu bara di Leshan, Sichuan.

Sementara ibunya bekerja serabutan di supermarket.

Ia berpikir untuk mencari uang lewat warung kaki lima setelah mengingat kembali masa kecilnya, ia membantu neneknya berjualan balon.

Ia juga menjadi juara penjualan kartu telepon saat bekerja paruh waktu selama kuliah di Universitas Sichuan.

Pada tanggal 10 Maret, Fei memulai usaha kentang tumbuk dengan mendirikan kios di dekat gerbang almamaternya Universitas Sichuan.

Sejauh ini kinerja bisnisnya memuaskan, katanya, dengan pelanggan yang sering mengantre untuk membeli makanan.

Ia memperoleh penghasilan antara US$100 hingga US$140 sehari.

Banyak pelanggannya mengetahui pengalamannya melalui media sosial, kata Fei.

"Saya tidak merasa malu sama sekali. Saya orang yang supel," katanya.

“Saya rasa bagus juga kalau banyak orang tahu identitas saya dan mereka penasaran dengan saya. Kalau mereka merasa rasa masakan saya enak, mereka pasti akan kembali lagi untuk membeli,” kata Fei.

Beberapa orang mengkritiknya karena menyia-nyiakan sumber daya pendidikan, tetapi Fei tidak setuju.

“Saya tidak merasa menyesal karena saya berhenti kuliah S2 dan tidak melanjutkan kuliah ke jenjang yang lebih tinggi. Menurut saya, hasil tidak terlalu penting, tetapi proses yang penting,” ungkapnya.

Fei menghabiskan sekitar empat jam menyiapkan kentang tumbuk dan bahan makanan lainnya sebelum membuka kiosnya pada pukul 5 sore setiap hari. 

Usahanya berlangsung selama dua hingga tiga jam sebelum akhirnya ludes terjual.

“Memang melelahkan. Namun, saya tidak merasakan tekanan psikologis dari studi akademis. Dengan melepaskan diri dari studi atau melakukan penelitian ilmiah, saya merasa telah memasuki dunia baru,” katanya.

Sumber: SCMP

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan