Rabu, 20 Agustus 2025

Mentan Amran Targetkan Nilai Ekspor Kelapa Melonjak Jadi Rp60 Triliun Melalui Hilirisasi

Produksi kelapa Indonesia saat ini mencapai 2 juta ton per tahun, dengan nilai ekspor sekitar Rp20 triliun.

dok. kompas/kristianto purnomo
PANEN KELAPA - Petani memanen kelapa di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Produksi kelapa Indonesia saat ini mencapai 2 juta ton per tahun, dengan nilai ekspor sekitar Rp20 triliun. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman akan mendorong peningkatan nilai ekspor komoditas kelapa hingga menjadi Rp60 triliun per tahun.

Satu di antaranya, kata Amran, melalui hilirisasi

Amran memaparkan, produksi kelapa Indonesia 2 juta ton per tahun. 

Kemudian, nilai ekspor komoditas kelapa tembus Rp20 triliun. Menurutnya, jika diolah nilai tambah kelapa bisa tiga kali lipat.

Baca juga: Tingkatkan Nilai Ekonomi Petani di Maluku Utara, Antam Manfaatkan Inovasi Limbah Sabut Kelapa

Amran menyampaikan produksi kelapa Indonesia saat ini mencapai 2 juta ton per tahun, dengan nilai ekspor sekitar Rp20 triliun, namun jika diolah akan menghasilkan nilai tambah hingga tiga kali lipat.

"Ini kita hilirisasi, insya Allah bisa naik dua kali lipat, tiga kali lipat. Nilainya nanti ke depan, bisa Rp40 triliun, bisa Rp60 triliun," ujar Amran di Kantor Kementan, Jakarta, Rabu (28/5/2025).

Selain kelapa, kata Amran, pemerintah juga akan melakukan hilirisasi pada komoditas lain. Misalnya, kakao dan mente. Dengan begitu, tingkat kesejahteraan petani Indonesia akan meningkat.

"Bukan kelapa saja, kakao, mete dan seterusnya. Intinya adalah kita hilirisasi agar kita mendapatkan nilai tambah sektor pertanian," kata Amran.

Kementan akan bekerja sama dengan sejumlah pihak, seperti Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sehingga proses hilirisasi bisa berjalan lebih cepat dan berdampak langsung terhadap peningkatan pendapatan petani.

Amran mengatakan, adanya tren positif di pasar internasional yang mendukung kelapa Indonesia, khususnya untuk produk turunan seperti virgin coconut oil (VCO). Menurutnya, ada pergeseran konsumsi dari susu ke VCO, khususnya negara China.

"Dan ini berkah untuk Indonesia. Karena negara-negara Eropa sulit tumbuh kelapa. Nah ini keunggulan komparatif ini kita maksimalkan," terang Amran.

Sedangkan, soal harga kelapa yang kini melonjak di pasaran, Amran meminta publik untuk melihat dari sisi petani yang kini mulai menikmati hasil dari naiknya harga.

"Beri kesempatan petani untuk sejahtera. Kamu tidak kasihan dengan petani kelapa Indonesia? Sekarang bahagia. Mereka berpesta ria, alhamdulillah ekspor kita meningkat," tutur Amran.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan