Lorena Tambah Armada Bus Listrik Mulai 2025
Lorena akan menambah armada bus listrik sebagai bagian dari upaya efisiensi operasional dan transformasi bisnis jangka panjang perseroan.
Penulis:
Eko Sutriyanto
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perusahaan Otobus (PO) PT Eka Sari Lorena Transport Tbk (LRNA) akan menambah armada bus listrik sebagai bagian dari upaya efisiensi operasional dan transformasi bisnis jangka panjang perseroan.
Direktur PT Eka Sari Lorena Transport Tbk, Rianta Soerbakti, menjelaskan strategi elektrifikasi armada akan digenjot perseroan mulai 2025.
Meski menghadapi sejumlah tantangan, seperti terbatasnya infrastruktur pengisian daya dan bengkel perawatan di rute jarak jauh, manajemen menilai strategi ini sangat penting.
“Ini jadi target kami di 2025 dan ke depan. Tapi tentu butuh peran aktif dari pemerintah,” ujar Rianta saat paparan publik usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024 di Swiss-Belinn Bogor, Kamis (26/6/2025).
Saat ini, Perseroan telah mengoperasikan sejumlah bus listrik guna mendukung program percepatan ekosistem transportasi publik berbasis listrik yang digagas Kementerian Perhubungan bersama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek.
LRNA juga terus memperkuat diversifikasi layanan di luar segmen Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), yang saat ini menghadapi persaingan ketat dan praktik tarif yang dinilai tidak sehat.
Beberapa lini bisnis yang kini diperluas antara lain Airport Connexion (JAC), Trans Jabodetabek Reguler (TJR), Jabodetabek Residence Connexion (JRC), serta jasa sewa bus jangka panjang.
“Kami perkuat layanan komuter dan rental, karena AKAP makin ketat dan kompetisinya tidak sehat,” jelas Rianta.
Selain itu, Perseroan juga berencana meluncurkan layanan kargo dan pengiriman barang, bekerja sama dengan ESL Express, yang merupakan perusahaan afiliasi (sister company).
Kinerja Keuangan Tahun 2024
Di tengah tekanan industri dan kompetisi yang semakin padat, LRNA mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 12,93 persen menjadi Rp80,93 miliar sepanjang tahun 2024, dari sebelumnya Rp92,95 miliar pada 2023.
Pendapatan terbesar masih berasal dari segmen AKAP sebesar Rp62,23 miliar, diikuti oleh layanan shuttle bus (Rp14,22 miliar), bus bandara (Rp2,47 miliar), dan AKAP jarak pendek (Rp1,98 miliar).
Total aset Perseroan turun 6,73 persen menjadi Rp334,6 miliar, sementara ekuitas terkoreksi 5,44 persen menjadi Rp289,87 miliar. Di sisi lain, liabilitas mengalami penurunan 14,27 persenmenjadi Rp44,73 miliar.
Baca juga: Lorena Akan Remajakan Armada Bus AKAP dan Perkuat Divisi Rental
Manajemen menyoroti padatnya pasar AKAP akibat munculnya pemain baru dan lemahnya regulasi sebagai salah satu penyebab melemahnya kinerja. “Perang tarif dan banyaknya angkutan ilegal membuat industri ini tidak sehat. Penertiban pun masih lemah,” tegas Rianta.
Sebagai langkah efisiensi, LRNA menutup sejumlah rute yang tidak lagi menguntungkan, memperkuat layanan komuter, dan meningkatkan partisipasi dalam tender jasa sewa bus.
Dukung Industri EV, Pabrik Truk dan Bus Listrik Lokal Pertama Dibangun di Magelang |
![]() |
---|
KG Mobility dan Pindad Kembangkan Bus Listrik dan Proyek Mobil Nasional di Indonesia |
![]() |
---|
BUMN Gunakan Bus Listrik hingga Khusus Disabilitas untuk Mudik Aman Sampai Tujuan 2025 |
![]() |
---|
ICCT Luncurkan Peta Jalan Nol Emisi: Menuju Indonesia Bebas Impor Bahan Bakar Fosil |
![]() |
---|
Uji Coba Bus Listrik Jogja Dimulai Hari Ini, 20 Januari 2025, Gratis untuk Penumpang, Ini Rutenya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.