80 Persen Beras SPHP Diduga Dioplos Hingga Rugikan Negara Rp 2 Triliun
Andi Amran Sulaiman memaparkan, adanya dugaan pengoplosan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) hingga 80 persen.
"Bulan lalu terjadi kenaikan harga di saat stok kita tertinggi selama 57 tahun," ungkapnya.
Menurut Amran, produksi beras nasional diperkirakan mencapai 35,6 juta ton, melampaui target 32 juta ton. Prediksi dari United States Department of Agriculture (USDA) juga menunjukkan angka 34,6 juta ton.
Dengan kondisi tersebut, Amran mempertanyakan kenaikan harga yang terjadi di tingkat konsumen, sementara harga di produsen justru menurun.
Pihaknya, kata dia, telah melakukan pengecekan ke pasar-pasar besar di 10 provinsi bersama Satgas Pangan, Badan Pangan, Kepolisian, Kejaksaan, dan Inspektorat.
"Ada anomali yang kami baca dan dulu kita sampaikan bahwasannya harga beras di konsumen naik, tetapi di produsen turun," ujar Amran.
Dari hasil pengecekan, ditemukan berbagai pelanggaran, mulai dari perbedaan berat kemasan, mutu yang tidak sesuai standar, hingga harga yang melebihi harga eceran tertinggi (HET).
"Ternyata, ada yang tidak pas, termasuk HET," ungkap Amran.
Amran menambahkan, sebagian produk beras belum memiliki izin, dan mutu beras tidak sesuai dengan standar pemerintah.
2,49 Ribu Ton Beras SPHP Digelontorkan dalam Gerakan Pangan Murah di Jawa Timur |
![]() |
---|
RI akan Bangun Pusat Produksi Pangan di Kalimantan-Sumatera untuk Dipasok ke Palestina |
![]() |
---|
Penyaluran Beras SPHP Akan Maksimalkan Koperasi Desa Merah Putih |
![]() |
---|
DPR Tidak Akomodir Tambahan Anggaran Bapanas Sebesar Rp 22,53 Triliun |
![]() |
---|
Akademisi Sebut Strategi Pemerintah Dalam Penyaluran SPHP Mampu Kendalikan Harga Beras |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.