Manfaatkan Dana LPDB, Koperasi Sabalam Kembangkan Usaha Petani dan Pasar Ekspor Rempah
Keberadaan LPDB mampu membangun kepercayaan yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan, mulai dari petani, pembeli, hingga mitra usaha.
TRIBUNNEWS.COM - Koperasi Sarana Bangun Lampung (Sabalam) yang berpusat di Provinsi Lampung berhasil menunjukkan kinerja positif dalam memberdayakan petani serta membuka akses pasar ekspor melalui kegiatan pengolahan dan pemasaran komoditas rempah-rempah unggulan.
Keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan pembiayaan dana bergulir yang disalurkan oleh Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) sejak tahun 2022.
Berkat pembiayaan tersebut, Koperasi Sabalam mampu membangun ekosistem usaha pertanian yang terintegrasi dengan pelaku industri ekspor, meningkatkan daya saing petani lokal, serta memperkuat rantai pasok produk ekspor seperti lada, cengkeh, kayu manis, dan pala ke pasar internasional.
Ketua Koperasi Sabalam, Supriyanto, menjelaskan bahwa koperasi yang berdiri sejak 2019 tersebut semula menghadapi berbagai keterbatasan dalam permodalan dan akses pembiayaan.
Namun, setelah memperoleh dukungan dana bergulir dari LPDB, koperasi mampu memperluas usahanya hingga menjalin kerja sama strategis dengan CV Spice Solution Indonesia (SSI) yang telah memiliki jaringan ekspor global.
Baca juga: Wujudkan Koperasi Desa yang Berkelanjutan, LPDB dan Kementerian Koperasi Teken Komitmen Integritas
“Kami memulai dengan kondisi yang serba terbatas, tapi dengan semangat membangun ekosistem pertanian dari hulu ke hilir. Berkat dana bergulir dari LPDB, kami mampu meningkatkan kapasitas usaha koperasi, memperluas pembinaan kepada petani, dan mendorong produk rempah-rempah ke pasar ekspor,” ujar Supriyanto.
Saat ini, Koperasi Sabalam telah membina ratusan kelompok tani yang tersebar di sejumlah kabupaten di Lampung, antara lain Tanggamus, Lampung Barat, dan Pesawaran.
Keanggotaan koperasi dirancang secara selektif dan efisien dengan melibatkan pengurus kelompok sebagai perwakilan anggota, sementara pembinaan kepada para petani di tingkat akar rumput dilakukan secara menyeluruh melalui pendekatan sistem klaster.
Supriyanto menjelaskan koperasi menjadi pemasok utama CV SSI untuk ekspor rempah-rempah seperti lada, cengkeh, kayu manis, pala, cabai jawa, dan kunyit ke berbagai negara tujuan.
Dirinya menambahkan bahwa keberadaan LPDB mampu membangun kepercayaan yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan, mulai dari petani, pembeli, hingga mitra usaha.
"Dana bergulir yang diperoleh memungkinkan koperasi melakukan pembayaran tunai kepada petani dan menjaga kesinambungan pasokan bahan baku kepada eksportir," ungkapnya. (*)
Baca juga: Permenkop Baru Terbit, LPDB Siap Salurkan Pembiayaan untuk 80 Kopdes Percontohan di Indonesia
| Mentan Amran Cabut Izin Ribuan Pengecer dan Distributor Pupuk 'Culas', Petani Rugi Rp600 Miliar |
|
|---|
| Kebijakan Pertanian Era Presiden Prabowo Dinilai Stabil, Petani Lebih Tenang dan Produktif |
|
|---|
| Pakar Pangan Menilai Harga Gabah di Era Presiden Prabowo Beri Keuntungan Bagi Petani |
|
|---|
| Ahmad Labib Soroti Maraknya Durian Ilegal Malaysia, Desak Tindakan Tegas Importir Nakal |
|
|---|
| Wakil Panglima TNI Teken Kerja Sama Percepatan Pembangunan 80 Ribu Koperasi Merah Putih |
|
|---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.