Emiten BREN Kantongi Peringkat idAA- dari Pefindo, Apa Artinya?
Pefindo menetapkan peringkat idAA- dengan prospek stabil bagi emiten sektor energi PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Penulis:
Seno Tri Sulistiyono
Editor:
Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga pemeringkat efek Indonesia (Pefindo), menetapkan peringkat idAA- dengan prospek stabil bagi emiten sektor energi PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN).
Peringkat idAA- adalah salah satu kategori peringkat kredit yang diberikan oleh Pefindo.
Peringkat ini menunjukkan bahwa suatu entitas atau instrumen utang memiliki kemampuan sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya, meskipun ada sedikit kelemahan dibandingkan peringkat yang lebih tinggi seperti idAAA.
“Pefindo memberikan peringkat idAA- dengan prospek stabil kepada BREN. Peringkat ini mencerminkan posisi pasar Perseroan yang sangat kuat, visibilitas pendapatan yang solid, serta manfaat dari komitmen kuat Pemerintah terhadap pengembangan energi terbarukan,” ujar Analis Pefindo, Adib Yasa dan Kresna Wiryawan dalam keterangan, dikutip Selasa (5/8/2025).
Pefindo menyebut peringkat ini dapat ditingkatkan jika perseroan berhasil memperluas kapasitas terpasangnya dan mempertahankan faktor ketersediaan dan kapasitas yang tinggi di seluruh asetnya.
“Peringkat dapat ditingkatkan jika BREN memperkuat bisnisnya dengan berhasil meningkatkan kapasitas terpasangnya, serta mempertahankan faktor ketersediaan (availability) dan faktor kapasitas (capacity) yang tinggi untuk seluruh asetnya,” tulis Pefindo.
Kinerja Keuangan BREN
Sepanjang semester pertama tahun 2025, pendapatan konsolidasian BREN mencapai US$300 juta, tumbuh 3,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan ini didorong oleh pemulihan produksi panas bumi di unit Darajat pasca pemeliharaan tidak terencana pada tahun sebelumnya, serta kontribusi dari unit Salak Binary yang baru beroperasi.
Segmen angin yang sempat mengalami penurunan produksi juga diperkirakan akan pulih pada paruh kedua tahun ini seiring meningkatnya kecepatan angin secara musiman.
Menurut laporan keuangan interim yang tidak diaudit, posisi keuangan BREN juga menunjukkan perbaikan. Total liabilitas per 30 Juni 2025 menurun menjadi US$2.957 juta, sementara total utang tercatat sebesar US$2.057 juta, turun 3,1% dibanding akhir tahun sebelumnya.
Baca juga: PNM Jadi Korporasi Pertama Terbitkan Orange Bonds Senilai Rp 16 Triliun, Ini Kata Danantara
Dengan ekuitas yang semakin menguat, rasio net debt to equity membaik menjadi 1,95x, mencerminkan keberhasilan strategi deleveraging yang diterapkan perusahaan secara disiplin.
Kedepannya, BREN akan melanjutkan ekspansinya melalui pengembangan proyek panas bumi baru di Salak dan Wayang Windu yang ditargetkan beroperasi secara komersial pada akhir 2026.
Baca juga: Gelar RUPS, Jasa Raharja Serahkan Dividen Rp1,1 Triliun kepada Negara
Di samping itu, program retrofit pada aset-aset eksisting di Salak, Wayang Windu, dan Darajat juga berjalan, dengan tujuan meningkatkan efisiensi, memperpanjang usia pembangkit, dan mengoptimalkan output dari infrastruktur yang ada.
Emiten SBMA Bagikan Dividen Rp 3,71 Miliar, Berikut Jadwalnya |
![]() |
---|
Carsurin Bidik Pendapatan Sepanjang 2025 Naik 34,26 Persen Jadi Rp602,19 Miliar |
![]() |
---|
Emiten PPRO Rombak Jajaran Komisaris dan Direksi, Berikut Susunannya |
![]() |
---|
Margin UNVR Tembus 17 Persen Setelah Efisiensikan Distribusi dan Turunkan Biaya |
![]() |
---|
Emiten INET Bidik Pendapatan Rp474 Miliar dari Kontrak Kabel Bawah Laut |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.