Stok Beras Surplus, Harga Beras di Atas Harga Eceran Tertinggi, Apa Penyebabnya?
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran) mengungkapkan adanya anomali harga yang terbentuk di pasar beras.
Penulis:
Dennis Destryawan
Editor:
Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran) mengungkapkan adanya anomali harga yang terbentuk di pasar beras.
Menurutnya, terdapat sejumlah faktor struktural dan perilaku pasar yang membuat harga beras masih belum stabil.
Amran berujar, banyaknya penggilingan padi kecil yang disebut tutup, tidak sepenuhnya tepat.
Kondisi yang dialami penggilingan sebenarnya lebih terkait dengan struktur kapasitas yang tidak seimbang dengan produksi padi nasional, bukan semata karena faktor penutupan baru-baru ini.
Dia memaparkan, saat ini ada tiga klaster penggilingan. Penggilingan kecil, menengah, dan besar.
"Yang kecil jumlahnya 161.000 unit. Yang menengah 7.300 unit. Yang besar 1.065 unit. Clear ya,” ujarnya saat konferensi pers, dikutip Sabtu (16/8/2025).
Amran mengurai lebih detail soal ketidakseimbangan tersebut. Kapasitas giling yang tersedia di penggilingan kecil saja sudah mencapai 116 juta ton per tahun.
Sementara produksi padi nasional hanya sekitar 65 juta ton. Artinya, kapasitas giling jauh melampaui jumlah produksi sehingga banyak mesin yang menganggur.
“Kapasitasnya penggilingan yang kecil adalah 116 juta ton tapi produksi padi Indonesia hanya 65 juta ton. Menurut Anda, kalau kapasitas 116 juta, kemudian produksi padi Indonesia hanya 65 juta, idle tidak?" terang Amran.
Baca juga: Lemkapi Soroti Langkah Polri Jaga Stabilitas Harga Beras Lewat Gerakan Pangan Murah
Amran menambahkan bahwa kabar soal penggilingan kecil yang tutup bukanlah fenomena baru. Menurutnya, hal ini sudah sering terjadi sejak lama akibat struktur pasar dan kapasitas yang tidak seimbang.
“Ada yang menulis kemarin bahwasannya, pabrik (penggilingan) kecil tutup, itu sudah lama terjadi,” ucapnya.
Faktor musiman juga ikut menjelaskan mengapa sebagian penggilingan tidak beroperasi.
Produksi padi Indonesia didominasi pada semester pertama, yakni Januari hingga Juni, yang menyumbang sekitar 70 persen produksi nasional.
Akibatnya, sebagian besar gabah sudah digiling di periode itu, sedangkan pada semester kedua pasokan bahan baku berkurang.
Menurutnya, ketimpangan harga antara penggilingan besar dan kecil turut menambah beban. Pemain besar mampu membeli gabah dengan harga lebih tinggi sehingga menggeser ruang gerak penggilingan kecil.
Krisis Beras Oplosan: Berkah Tersembunyi untuk Ekonomi Kerakyatan |
![]() |
---|
Mentan Amran Sulaiman Targetkan 1 Juta Petani Milenial dalam Lima Tahun |
![]() |
---|
Mentan Amran Dorong Percepatan Pengembangan 800 Ribu Hektare Perkebunan Strategis |
![]() |
---|
Mentan Amran Sebut Penyaluran Beras SPHP Bebas untuk Semua, Asal Tidak Dioplos |
![]() |
---|
Mentan Sebut Pasca Kasus Beras Oplosan Terjadi Pergeseran Struktur Pasar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.