Rabu, 20 Agustus 2025

AIGIS 2025: Menperin Sebut Transformasi Industri Hijau Jadi Kunci Daya Saing Nasional 

Transformasi menuju industri hijau menjadi langkah mendesak agar Indonesia mampu menjaga daya saing di tengah tren ekonomi hijau di dunia.

Penulis: Lita Febriani
Editor: Choirul Arifin
Tribunnews/Lita Febriani
AKSELERASI INDUSTRI HIJAU - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di acara The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025). 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut transformasi menuju industri hijau menjadi langkah mendesak agar Indonesia mampu menjaga daya saing di tengah tren ekonomi hijau di dunia. 

Industri hijau adalah industri yang memprioritaskan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, serta mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Menperin dalam acara The 2nd Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025).

"Transformasi menuju industri hijau saat ini didorong oleh berbagai faktor baik dari dalam maupun luar negeri. Sedikitnya ada empat faktor yang akan saya sampaikan," tutur Agus, Rabu (20/8/2025). 

Pertama, tuntutan konsumen global yang semakin selektif terhadap produk ramah lingkungan dengan jejak karbon yang transparan dan nilai keberlanjutan yang jelas.

Kedua, pertumbuhan pembiayaan hijau, di mana lembaga keuangan nasional maupun internasional memprioritaskan proyek berlandaskan prinsip ESG, sehingga membuka peluang bagi industri yang inovatif.

Ketiga, kebijakan pemerintah melalui peta jalan dekarbonisasi, insentif fiskal, kemudahan investasi dan regulasi efisiensi sumber daya, yang memberi arah transformasi industri menuju praktik berkelanjutan.

Keempat, mekanisme perdagangan global seperti Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) Uni Eropa, yang mengenakan biaya tambahan pada produk berjejak karbon tinggi sehingga menuntut industri Indonesia untuk memenuhi standar rendah emisi agar tetap kompetitif.

Dalam rangka mencapai target Net Zero Emission (NZE) sektor industri pada 2050, Agus menyatakan perlunya langkah strategis melalui efisiensi energi, pemanfaatan energi terbarukan dan penerapan teknologi rendah karbon.

Baca juga: Menperin Akselerasi Produk Industri Hijau di Pasar untuk Jaga Daya Saing RI

"Untuk emisi yang sulit dihilangkan sepenuhnya, diperlukan solusi tambahan seperti teknologi Carbon Capture Utilization (CCU). Saat ini kami sedang melaksanakan pilot project CCU berbasis hidrometalurgi di PT Petrokimia Gresik," terangnya.

Proyek tersebut diharapkan mampu menangkap CO₂ hingga 65 persen atau lebih dari gas buang, sekaligus mengubahnya menjadi soda ash atau baking soda yang bernilai komersial.

Baca juga: Presiden Prabowo Resmikan Proyek Baterai Listrik, Pertamina NRE Perkuat Peran di Industri Hijau

"Teknologi ini bukan hanya mendukung target NZE, tetapi juga memberi nilai tambah ekonomi," ungkap Menperin Agus Gumiwang.

Selain itu, Kemenperin juga tengah mengeksplorasi pemanfaatan mikro alga sebagai solusi penangkapan karbon yang dapat menghasilkan biomassa, green hydrogen, hingga bahan baku kosmetik.


AIGIS 2025

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan