Jumat, 22 Agustus 2025

Beras Sisa Pengadaan 2024 Masih Mengendap di Gudang Bulog, Dirut: Itu Biasa

Dirut Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengakui masih adanya beras sisa pengadaan tahun lalu yang masih tersimpan di gudang Bulog.

Tribunnews/Endrapta
BERAS SISA PENGADAAN DI GUDANG BULOG - Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani ketika ditemui di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/8/2025). Dia mengakui masih adanya beras sisa pengadaan tahun lalu yang masih tersimpan di gudang Bulog. 

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengakui masih adanya beras sisa pengadaan tahun lalu yang masih tersimpan di gudang Bulog.

Menurut dia, itu merupakan hal wajar dalam manajemen pergudangan beras. "Itu biasa. Namanya pergudangan pasti ada yang seperti itu," kata Rizal ketika ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025).

Rizal menegaskan bahwa Bulog menerapkan sistem First In, First Out (FIFO) dalam pengelolaan beras di gudang. Namun, penerapan sistem ini juga harus mempertimbangkan kualitas beras.

"Ini kan manajemen pergudangan adalah fifo istilahnya. First in first out. Namun dalam first in first out itu, kami juga memperhatikan faktor kualitas dari beras itu," ujar Rizal.

Rizal mengungkap setiap kepala gudang Bulog telah diminta untuk memastikan kondisi beras di dalamnya tetap layak konsumsi.

Sebelum disalurkan, beras harus dibersihkan dan difumigasi agar bebas dari kuman, hama, maupun kutu.

Rizal tak ingin masyarakat menerima beras dengan kualitas buruk. Sebab, kata dia, pemerintah harus memberikan yang terbaik untuk masyarakat.

"Saya analogikan pemerintah sebagai orang tua, anaknya rakyatnya. yang namanya orang tua kan pasti kasih yang terbaik untuk rakyatnya," ujarnya.

Dia bilang, jika nanti dari beras sisa dari 2024 itu ternyata ada kondisi yang tak layak, Bulog akan memisahkannya.

Ia akan melapor kepada Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk meminta petunjuk harus diapakan beras yang sudah mengendap dari tahun lalu tersebut.

Sebelumnya ketika rapat, Rizal mengungkapkan, saat ini total cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog mencapai 3.913.177,71 ton.

Detailnya beras usia satu bulan ada sebanyak 318.996,35 ton, usia dua sampai tiga bulan ada 1.068.920,07 ton, dan yang paling banyak usia empat sampai enam bulan sebanyak 1.337.678,91 ton.

Baca juga: Titiek Soeharto Desak Bulog Segera Keluarkan Beras yang Sudah Lama Mengendap di Gudang

Lalu, ada beras yang berusia tujuh sampai 12 bulan sebanyak 993.481,53 ton dan usia di atas satu tahun ada 194.100,84 ton.

"(Beras) usia yang lebih satu tahun adalah pengadaan tahun lalu, tahun 2024," kata Rizal.

Menanggapi hal itu, Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi alias Titie Soeharto, menegaskan perlunya perputaran stok yang baik agar tidak ada beras lama yang terus tertahan di gudang.

Baca juga: Dirut Bulog Sebut Penjual Beras SPHP di Pasar Tradisional Sudah Lansia dan Gaptek

Ia meminta Bulog memperhatikan manajemen perputaran stok beras agar jangan ada yang stok lama masih mengendap di dalam gudang Bulog.

"Toh, kita harus mengeluarkan juga, kenapa harus ditahan-tahan?" tanya Titiek.

"Jadi, ini tolong dijadikan perhatian untuk manjemen dari perputaran stok Bulog ini. Mana yang first in first out. Jangan yang terakhir masuk yang dikeluarkan dulu," jelasnya.

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan