Dirut Bulog Sebut Penjual Beras SPHP di Pasar Tradisional Sudah Lansia dan Gaptek
Sebagai info pemerintah saat ini sedang dalam program penyaluran beras SPHP untuk periode Juli-Desember sebanyak 1,3 juta ton. Bulog yang menyalurkan.
Penulis:
Endrapta Ibrahim Pramudhiaz
Editor:
willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Utama (Dirut) Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Ahmad Rizal Ramdhani menyebut kondisi penjual beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di pasar tradisional.
Baca juga: Krisis Beras Oplosan: Berkah Tersembunyi untuk Ekonomi Kerakyatan
Dia bilang, penjual beras SPHP di pasar tradisional mayoritas orang yang sudah lanjut usia dan gaptek alias gagap teknologi.
Arti gagap teknologi merujuk pada orang yang kurang familiar dengan penggunaan teknologi kekinian. Adapun hal ini diungkap oleh Rizal ketika rapat bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025).
"Jadi mohon maaf kami laporkan yang mulia, yang jual-jual di pasar khususnya pengecer-pengecer ini mayoritas banyak yang sudah sepuh-sepuh, mbah-mbah, dan gaptek. Rata-rata mereka penggunaan HP ini kurang mahir," kata Rizal.
Penggunaan telepon seluler untuk pengecer atau penjual beras SPHP penting karena mereka membeli beras tersebut dari Perum Bulog melalui aplikasi yang bernama Klik SPHP.
Seluruh pengecer wajib mendaftar melalui aplikasi Klik SPHP dan diverifikasi oleh dinas yang membidangi pangan di wilayah masing-masing.
Setelah dinyatakan memenuhi syarat, pengecer menandatangani surat pernyataan.
Surat pernyataan itu mewajibkan mereka mematuhi seluruh ketentuan, termasuk tidak menjual lebih dari dua kemasan dan tidak membuka kemasan.
Baca juga: Bulog Baru Salurkan Beras SPHP 45 Ribu Ton dari Target 1,3 Juta Ton Juli-Desember 2025
Dengan kondisi pengecer yang gaptek, Rizal mengatakan para karyawan Bulog telah diminta untuk melakukan sosialisasi ke berbagai pasar tradisional.
Praktik pemasaran yang melibatkan pendekatan langsung kepada calon pelanggan untuk mempromosikan atau menjual produk disebut canvassing.
"Perlu adanya upaya-upaya sosialisasi pendekatan langsung oleh seluruh anggota-anggota Bulog ke pasar-pasar tradisional," ujar Rizal.
"Dengan adanya pendekatan ini, pengecer semakin banyak dan mudah melakukan pemesanan dari Klik SPHP," jelasnya.
Adapun penyaluran Beras SPHP dilakukan oleh BULOG melalui tujuh saluran.
Ada pengecer di pasar rakyat, koperasi desa/kelurahan Merah Putih, serta outlet pangan binaan pemerintah daerah dan Gerakan Pangan Murah (GPM).
Lalu, ada melalui outlet BUMN, koperasi instansi pemerintah, Rumah Pangan Kita (RPK) BULOG, serta swalayan/toko modern.
Baca juga: Stok Beras Nasional Dikuasai Swasta, BULOG: 4 Juta Ton Cukup untuk Intervensi Pasar
Sebagai informasi, pemerintah saat ini sedang dalam program penyaluran beras SPHP untuk periode Juli-Desember sebanyak 1,3 juta ton.
Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan atau SPHP adalah beras yang disalurkan Perum Bulog dari stok Cadangan Beras Pemerintahan (CBP) guna menjaga stabilitas harga di pasaran.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.