Kamis, 21 Agustus 2025

Titiek Soeharto Desak Bulog Segera Keluarkan Beras yang Sudah Lama Mengendap di Gudang

Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto, meminta Perum Bulog segera menyalurkan beras yang sudah lama tersimpan di gudang.

Istimewa
STOK BERAS - Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi alias Titie Soeharto, meminta Perum Bulog segera menyalurkan beras yang sudah lama tersimpan di gudan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto, meminta Perum Bulog segera menyalurkan beras yang sudah lama tersimpan di gudang.

Permintaan itu disampaikan Titiek langsung kepada Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani dalam rapat Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025).

Rizal mengungkapkan, saat ini total cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog mencapai 3.913.177,71 ton.

Detailnya beras usia satu bulan ada sebanyak 318.996,35 ton, usia dua sampai tiga bulan ada 1.068.920,07 ton, dan yang paling banyak usia empat sampai enam bulan sebanyak 1.337.678,91 ton.

Lalu, ada beras yang berusia tujuh sampai 12 bulan sebanyak 993.481,53 ton dan usia di atas satu tahun ada 194.100,84 ton.

"(Beras) usia yang lebih satu tahun adalah pengadaan tahun lalu, tahun 2024," kata Rizal.

Menanggapi hal itu, Titiek menegaskan perlunya perputaran stok yang baik agar tidak ada beras lama yang terus tertahan di gudang.

Baca juga: Harga Beras Tunjukkan Penurunan di 13 Provinsi, Mentan Amran Optimistis Harga Akan Makin Stabil

Ia meminta Bulog memperhatikan manajemen perputaran stok beras agar jangan ada yang stok lama masih mengendap di dalam gudang Bulog.

"Toh, kita harus mengeluarkan juga, kenapa harus ditahan-tahan?" tanya Titiek.

"Jadi, ini tolong dijadikan perhatian untuk manjemen dari perputaran stok Bulog ini. Mana yang first in first out. Jangan yang terakhir masuk yang dikeluarkan dulu," jelasnya.

Sebelumnya, Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika mengungkap adanya stok beras sisa hasil impor tahun lalu yang masih tersimpan di gudang Perum Bulog dengan kondisi bau apek.

"Sebagian beras yang ada di Bulog itu kan beras impor tahun lalu. Ada yang berumurnya sudah 1 tahun lebih (dari) Februari 2024. Otomatis pasti, mohon maaf, bau apek," kata Yeka kepada wartawan di Jakarta, dikutip Sabtu (9/8/2025).

Yeka menyampaikan hal ini saat menjelaskan pentingnya pelaku usaha menyerap beras yang dikuasai Bulog.

Pasalnya, pada tahun ini Bulog telah membeli beras dalam jumlah besar dari petani lokal.

Namun, penyerapan beras Bulog oleh pelaku usaha terhambat oleh Peraturan Badan (Perbadan) Pangan Nasional Nomor 2 Tahun 2023.

Baca juga: Menteri Pertanian Sebut Harga Beras di Pasar Induk Cipinang Kembali Turun

Halaman
12
Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan