Selasa, 7 Oktober 2025

140 Kali Rapat Inflasi, Kemendagri Singgung Lemahnya Kesiapan Pemda Hadapi Kenaikan Komoditas Pangan

Sekjen Kemendagri menyinggung lemahnya kesiapan pemerintah daerah (Pemda) menghadapi lonjakan harga komoditas pangan.

Penulis: Reza Deni
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
HARGA CABAI - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Tomsi Tohir, menyinggung lemahnya kesiapan pemerintah daerah (Pemda) menghadapi lonjakan harga komoditas pangan seperti cabai, bawang, ayam ras, dan telur ayam ras. Foto pedagang merapikan cabai dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Minggu (20/4/2025). TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Tomsi Tohir, menyinggung lemahnya kesiapan pemerintah daerah (Pemda) menghadapi lonjakan harga komoditas pangan seperti cabai, bawang, ayam ras, dan telur ayam ras.

Padahal sudah 140 kali rapat inflasi dilakukan kepala daerah dan kementerian dan lembaga terkait sejak 2022.

Baca juga: Mendagri Ajak Pemda Perkuat Kerja Sama dengan BPS dan Bulog untuk Kendalikan Inflasi

Tapi tak ada pelajaran yang diambil dalam rapat tersebut.

"Saya ingin menjelaskan sedikit berkaitan bahwa sejak 22 September 2022, kita sudah melaksanakan rapat kurang lebih 140 kali. Itu ada datanya," kata Tomsi dalam Rapat Koordinasi Inflasi Daerah di Kantor Kemendagri, Jakarta Pusat, Senin (6/10/2025).

Dari data yang ditampilkan Tomsi, terlihat tren harga cabai merah dan cabai rawit terus mengalami kenaikan dari minggu pertama hingga minggu terakhir September 2025.

 

 

Dia menilai kondisi tersebut seharusnya bisa diantisipasi lebih awal oleh pemerintah daerah, bukan dibiarkan hingga masyarakat merasakan dampaknya.

Data harga pangan selama tiga tahun terakhir, dikatakan Tomsi, sudah cukup untuk memprediksi pola kenaikan harga setiap musim. 

"Dengan 140 kali, saya harapkan tim teknis daerah, kepala dinas yang berkaitan, sudah hapal. Di bulan apa, di musim apa, daerahnya cabai akan naik. Di bulan apa, di musim apa, bawang akan naik. Kalau kita menyimak rapat dengan baik, maka tolong teman-teman kepala dinas ini seharusnya sudah hapal untuk melaksanakan kegiatan pencegahan. Melaksanakan upaya-upaya mengerem komoditas tertentu itu naik," kata Tomsi.

Baca juga: Mendagri Tito: Inflasi Nasional Turun, SPHP Bantu Stabilkan Harga Beras

Dia juga meminta agar setiap daerah menyiapkan standar operasional (SOP) dan rencana kerja yang jelas dalam mengantisipasi kenaikan harga. 

Selain itu dia mengingatkan penda punya kepekaan terhadap tugas dan data yang dimiliki.

"Contoh, coba lihat cabai merah dari minggu pertama di bulan September, minggu kedua, minggu ketiga, sampai minggu terakhir, jumlah kabupaten, kotanya naik. Nah, padahal sudah hapal tuh, di bulan-bulan berapa, daerahnya cabai merah itu akan naik," kata dia.

"Dilihat daripada tren dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu, saya minta agar dipelajari data tiga tahun ke belakang sejak rapat ini. Kemudian dilihat, dipelajari, 'oh, bulan depan bakal barang ini yang akan naik'”, lanjutnya lagi.

Tomsi juga bicara pentingnya kecerdasan analitis dan perencanaan jangka panjang dalam menjaga stabilitas harga pangan di daerah.

"Cabai merah, kemudian lihat di situ, ayam ras, telur ayam ras naik terus, terus naik, terus sampai 175 kota dan kabupaten. Cabai rawit juga lihat grafiknya, naik terus. Oleh sebab itu, kepekaan kita terhadap pekerjaan yang kita lakukan, ini harus betul-betul diasah," tandas Tomsi.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved