Kamis, 9 Oktober 2025

Waketum Kadin Beberkan Syarat Pertumbuhan Ekonomi Bisa 8 Persen

Saleh Husin, menilai target pertumbuhan ekonomi Indonesia 8 persen bisa tercapai jika industri juga ikut tumbuh.

Tribunnews/Endrapta
PASOKAN GAS - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perindustrian Saleh Husin di acara diskusi yang digelar di Menara Kadin, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (7/10/2025). Ia mengungkap keluhan para pelaku industri ataas  tidak pastinya pasokan gas murah ke mereka. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Perindustrian, Saleh Husin, menilai target pertumbuhan ekonomi Indonesia 8 persen bisa tercapai jika industri juga ikut tumbuh.

Menurut dia, sektor industri pengolahan merupakan salah satu kontributor signifikan pertumbuhan ekonomi.

"Tanpa industri tumbuh, jangan pernah berharap untuk ekonomi bisa tumbuh 8 persen," kata Saleh dalam acara diskusi yang digelar di Menara Kadin, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (7/10/2025).

Saleh mengungkap ada empat tantangan untuk menggenjot pertumbuhan industri dalam negeri.

Baca juga: Industri Keramik Sudah Rumahkan Karyawannya Imbas Pasokan HGBT Tersendat

Pertama adalah bahan baku. Saat ini, kata Saleh, industri dalam negeri 60-70 persen bahan bakunya masih berasal dari impor.

Untuk bisa menekan angka impor bahan baku, industrinya harus dibangun. Namun, ini membutuhkan modal yang besar.

"Modal yang besar dan teknologi yang tinggi. Biasanya untuk industri hulu, sedikit pengusaha yang mau masuk ke sana karena jangka waktu pengembaliannya (return) cukup lama," ujar Saleh.

Faktor kedua adalah energi. Saat ini, ada tujuh sektor industri yang mendapatkan fasilitas gas murah.

Gas murah yang dimaksud adalah gas dengan harga khusus sesuai kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT).

HGBT adalah program pemerintah yang memberikan harga gas lebih murah untuk sejumlah industri. Program ini telah berjalan sejak 2020 dan terbukti membantu industri memaksimalkan produksinya.

Melalui HGBT, pelaku industri bisa mendapatkan gas dengan harga 6,5 dolar AS hingga 7 dolar AS per MMBTU.

Adapun sektor yang mendapat fasilitas ini adalah industri pupuk, petrokimia, oleokimia, baja, keramik, kaca, dan sarung tangan karet.

Namun, menurut Saleh, realitanya di lapangan tidak semulus yang diharapkan. Pelaku industri di lapangan hanya mendapatkan pasokan gas murah sebanyak 60 persen.

Sementara itu, sisanya harus dibeli dengan harga pasar yang jauh lebih tinggi, yakni 16,77 per dolar AS MMBTU.

"Dalam pelaksanaannya, kawan-kawan industri ini hanya mendapatkan 60 persen supply daripada gas yang HGBT. Sisanya itu kawan-kawan pengguna gas ini harus membeli dengan harga pasar, kalau enggak salah 16,77 USD. Ini kan tentu tinggi," kata Saleh

Halaman 1 dari 2

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

asia sustainability impact consortium

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved