Rabu, 8 Oktober 2025

IRT Resmikan Pembangkit USC Jawa 9 dan 10, Pasok Listrik untuk Jawa–Bali

Saat ini pembangkit tengah memasuki fase normalisasi, di mana seluruh sistem diuji untuk mencapai performa optimal.

Penulis: Sanusi
Istimewa
MULAI BEROPERASI - Pembangkit Ultra Super Critical (USC) Jawa 9 & 10 yang berlokasi di Suralaya, Kota Cilegon, kini memasuki tahap operasi komersial dan normalisasi sistem. Proyek strategis nasional ini merupakan salah satu pembangkit USC paling modern di Asia Tenggara yang mendukung transisi ke Net Zero Emission. 

TRIBUNNEWS.COM, CILEGON - Pembangkit listrik Ultra Super Critical (USC) Jawa 9 & 10 yang berlokasi di Suralaya, Kota Cilegon, resmi memasuki tahap operasi komersial dan normalisasi sistem. Proyek strategis nasional ini menjadi salah satu pembangkit USC paling modern di Asia Tenggara.

Dikembangkan oleh PT Indo Raya Tenaga (IRT), pembangkit berkapasitas total 2 x 1.000 megawatt (MW) ini berperan penting dalam menjaga ketahanan energi nasional, khususnya menopang sistem kelistrikan Jawa–Bali. Kehadiran Jawa 9 & 10 diharapkan mampu menyediakan pasokan listrik yang stabil dan andal bagi pelaku usaha, kawasan industri, serta masyarakat di Pulau Jawa, termasuk wilayah metropolitan Jakarta dan sekitarnya.

General Manager Pembangkit USC Jawa 9 & 10, Steve Adrianto, mengatakan bahwa saat ini pembangkit tengah memasuki fase normalisasi, di mana seluruh sistem diuji untuk mencapai performa optimal.

Baca juga: Airlangga: Pembangkit Listrik Nuklir RI Akan Gunakan Reaktor Modular Kecil

“Fase ini merupakan bagian dari prosedur penting agar seluruh unit dapat beroperasi dengan aman, efisien, dan sesuai dengan standar lingkungan yang berlaku. Mohon kami didoakan agar semua berjalan lancar sebagaimana direncanakan,” ujar Steve, Kamis (8/10/2025).

Teknologi Ramah Lingkungan

Jawa 9 & 10 menjadi pionir pembangkit USC di Indonesia yang telah mengadopsi teknologi Selective Catalytic Reduction (SCR) untuk mengendalikan emisi nitrogen oksida (NOx). Selain itu, sistem Flue Gas Desulfurization (FGD) diterapkan untuk mengurangi emisi sulfur dioksida, dan Electrostatic Precipitator (ESP) digunakan untuk menyaring partikel halus dari gas buang.

Kombinasi teknologi ini menjadikan Jawa 9 & 10 sebagai pembangkit berskala gigawatt paling modern di Indonesia, dengan efisiensi tinggi dan emisi rendah. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam meningkatkan standar lingkungan di sektor energi.

IRT juga menerapkan berbagai inisiatif pengelolaan lingkungan berkelanjutan serta program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) bagi masyarakat sekitar.

Komitmen K3 dan Pencapaian Prestasi

IRT mencatat 62 juta jam kerja tanpa kecelakaan selama proses konstruksi, menunjukkan komitmen tinggi terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Steve berharap pencapaian tersebut dapat terus dipertahankan dalam tahap operasional.

“Upaya ini harus tetap berlanjut agar keselamatan kerja tetap menjadi prioritas,” katanya.

IRT juga telah meraih berbagai penghargaan, baik di tingkat nasional maupun regional. Di antaranya adalah Indonesia Green Awards, Asian Power Awards untuk kategori Environmental Upgrade of the Year dan Power Project of the Year, serta penghargaan dari IJ Global dan Thomson Reuters atas keberhasilan financial closing proyek.

Jadi Contoh Pembangkit Lain

Senior Analyst Institute for Essential Services Reform (IESR), Farid Wijaya, menyebut studi penerapan amonia hijau di Jawa 9 & 10 patut menjadi contoh bagi pembangkit lain di Indonesia.

“Jika sudah berhasil di PLTU tertentu dengan mempertimbangkan aspek teknis yang sesuai, adopsi hidrogen dan amoniak bisa dilakukan di PLTU lainnya,” ujarnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved