Edukasi Finansial Syariah Sasar Komunitas Majelis Taklim di Bandung
Saat ini literasi keuangan syariah di Indonesia baru mencapai 43,42 persen dengan inklusi keuangan syariah hanya 13,41 persen.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2025 yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan indeks literasi keuangan nasional mencapai 66,46 persen.
Angka tersebut naik dari 65,43 persen tahun sebelumnya. Sementara indeks inklusi keuangan nasional naik menjadi 80,51 persen.
Namun, saat ini literasi keuangan syariah di Indonesia baru mencapai 43,42 persen dengan inklusi keuangan syariah hanya 13,41 persen. Meski meningkat dari data di 2024, kesenjangan antara pengetahuan dan pemanfaatan produk keuangan syariah masih cukup lebar, terutama di luar wilayah perkotaan.
Untuk itu, diperlukan sektor jasa keuangan dan sektor pendidikan untuk mendukung peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Di sisi lain, pesatnya adopsi digital menjadi tantangan tersendiri bagi keluarga Indonesia. Berdasarkan survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2025, Pulau Jawa tercatat memiliki tingkat penetrasi internet tertinggi di Tanah Air, mencapai 84,69 persen.
Generasi Z (usia 12–27 tahun) tercatat menjadi pengguna internet terbesar kedua sebanyak 87,80 persen setelah generasi milenial.
Kondisi ini membuka peluang sekaligus risiko, terutama bagi anak-anak usia sekolah menengah pertama yang masih berada dalam tahap pembentukan karakter.
Baru-baru ini Prudential Syariah menjalin kerjasama dengan Lembaga Amil Zakat Al-Azhar edukasi finansial melalui penyelenggaraan program Taklim Manajemen Harta Syariah (TAMARASYA) di SMP Islam Al Azhar 36 Bandung.
Kegiatan edukatif tersebut diikuti 100 orang tua murid (Jamiyah) dengan materi paparan yang menekankan pentingnya mengelola keuangan keluarga sesuai prinsip syariah sekaligus mendampingi anak agar bijak menggunakan teknologi.
Putris Abdi Esa, Channel Training Lead Sharia Focused Prudential Syariah, mengatakan literasi keuangan syariah bukan sekadar kemampuan mengatur uang, tetapi juga bagian dari pembentukan karakter anak sejak dini.
Baca juga: Kurangi Risiko Gagal Panen, Petani di Jabar Terima Pendidikan Literasi Keuangan dan Asuransi
“Teknologi memberi manfaat luar biasa, tetapi juga membawa risiko bagi perkembangan anak. Kami ingin membantu orang tua mengenalkan konsep menabung, berbagi, dan mengelola harta sesuai prinsip syariah agar anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, jujur, dan amanah,” ujarnya dikutip Kamis (9/10/2025).
Ia menambahkan, program edukatif semacam ini berperan penting untuk mempersempit gap tersebut. Melalui edukasi yang menyentuh keluarga dan komunitas, literasi keuangan syariah bisa tumbuh dari rumah.
Baca juga: KKP Tingkatkan Literasi Keuangan Pelaku UMKM Perikanan
Kerjasama yang dijalankan kedua pihak sudah berlangsung sejak dan menjangkau 500an peserta dari kalangan civitas akademika, komunitas, dan Jamiyah orang tua murid.
Kegiatan ini selaras dengan Peraturan OJK POJK No.3/2023 tentang peningkatan literasi dan inklusi keuangan, termasuk sektor keuangan syariah.
Laporan Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Sumber: Kontan
Sumber: Kontan
AgenBRILink Permudah Petani di Kabupaten Gowa Akses Layanan Perbankan |
![]() |
---|
AgenBRILink jadi Andalan Masyarakat, Catat Volume Transaksi Rp843 Triliun dalam 6 Bulan |
![]() |
---|
Jadi World-Class Sustainable Banking Group, BRI Terus Perkuat Kontribusi Terhadap SDGs |
![]() |
---|
Komitmen BRI Perkuat Inklusi Keuangan di Indonesia, AgenBRILink Jangkau Hingga 67 Ribu Desa |
![]() |
---|
Cegah Investasi Bodong dan Pinjol Ilegal Ribuan Perempuan UMKM Ikut Pendidikan Literasi Keuangan OJK |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.