Jumat, 10 Oktober 2025

Kelapa Gelondongan Tamat! Pemerintah Bidik Devisa Rp2400 T

Kelapa gelondongan disetop! Pemerintah bidik Rp2400 T devisa lewat hilirisasi. Apa dampaknya ke petani dan ekspor?

Penulis: Taufik Ismail
Tribunnews.com/Taufik Ismail
HILIRISASI KELAPA - Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan rencana penghentian ekspor kelapa gelondongan di Istana Kepresidenan RI, Jakarta, Kamis (9/10/2025). Kebijakan ini disebut akan mendorong hilirisasi dan meningkatkan devisa negara hingga Rp2400 triliun. 

Ringkasan Berita:

  • Pemerintah akan menghentikan ekspor kelapa gelondongan demi hilirisasi.
  • Kelapa akan diolah menjadi Virgin Coconut Oil (VCO) sebelum diekspor.
  • Target devisa dari hilirisasi kelapa mencapai Rp2400 triliun.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah indonesia berencana menghentikan ekspor kelapa gelondongan dan menggantinya dengan skema hilirisasi yang diyakini mampu meningkatkan nilai tambah komoditas tersebut secara signifikan. 

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyampaikan kebijakan ini usai rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (9/10/2025).

"Rencana kita hilirisasi kelapa ini tidak dijual gelondongan ke luar negeri," ujar Amran.

Selama ini, volume ekspor kelapa gelondongan Indonesia mencapai 2,8 juta ton per tahun.

Dengan hilirisasi, kelapa akan diolah menjadi Virgin Coconut Oil (VCO) sebelum diekspor. 

Menurut Amran, nilai jual VCO bisa meningkat hingga 100 kali lipat dibanding kelapa mentah.

"Harganya bisa naik 100 kali lipat," tegasnya.

Jika hilirisasi berjalan optimal, pemerintah memperkirakan potensi devisa yang bisa dihasilkan mencapai Rp2400 triliun.

Bahkan, jika hanya separuh dari volume kelapa diolah, devisa yang masuk tetap bisa menyentuh angka Rp1200 triliun.

"Katakanlah separuh saja kali 50, itu bisa menghasilkan 1200 T devisa. Itu baru kelapa," jelas Amran.

Baca juga: Purbaya Digeruduk Gubernur usai TKD Dipotong—Mendagri: Cari Duit dari Hotel & Parkir

Selain kelapa, pemerintah juga akan menerapkan hilirisasi pada komoditas gambir.

Tanaman ini dapat diolah menjadi tinta pemilu, sampo, dan produk sirih. Indonesia disebut mampu memenuhi hingga 80 persen kebutuhan gambir dunia.

"Mimpi kita seluruh bahan baku yang kita ekspor ke seluruh dunia termasuk CPO kita hilirisasi," kata Amran.

Ia menekankan bahwa hilirisasi akan membuka lapangan kerja, menekan angka kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved