Kamis, 30 Oktober 2025

Riset dan Inovasi, Kunci PMI Dorong Pengembangan Produk Bebas Asap

PMI dorong pengembangan produk bebas asap, seperti IQOS, TEREA, BONDS by IQOS, dan ZYN

Dok. Philip Morris International
PRODUK BEBAS ASAP - Vice President Communications & Engagement PMI Tomasso Di Giovanni menghadiri acara Technovation di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu (8/10/2025). Ia membahas tentang pentingnya komunikasi yang tepat untuk mewujudkan masa depan bebas asap. 

TRIBUNNEWS.COM - Dalam sejarah, peradaban baru selalu lahir dari keberanian untuk menerima inovasi. Mulai dari listrik, telepon, hingga vaksin Covid-19, semuanya berangkat dari inovasi yang akhirnya bermanfaat dan menjadi penyelamat bagi ratusan juta nyawa manusia di dunia. 

Namun, setiap kali sebuah inovasi diperkenalkan, akan muncul pertanyaan di benak banyak orang, seperti “Apakah ini benar-benar dibutuhkan?” atau “Untuk apa hal baru ini?”. Bahkan, tak jarang ada yang langsung menilai inovasi tersebut tidak dibutuhkan oleh masyarakat. 

Perdebatan hangat terkait inovasi baru juga tengah ramai di ranah kesehatan publik, tepatnya ketika berbicara soal produk tembakau bebas asap.

Maka itu, Philip Morris International (PMI), perusahaan induk PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), secara konsisten terus mengajak semua pihak untuk menyampaikan informasi yang tepat tentang visi masa depan bebas asap. Bagi PMI, komunikasi yang tepat merupakan hal yang krusial untuk mencegah kebingungan di kalangan masyarakat. 

Salah satu sosok yang berada di balik komunikasi perubahan besar ini adalah Vice President Communications & Engagement PMI Tomasso Di Giovanni.

“Setiap kali muncul inovasi, maka juga muncul keraguan. Orang-orang butuh waktu untuk menerimanya. Namun pada akhirnya, manusia akan selalu mendekat ke pilihan yang lebih baik,” ujar Giovanni dengan nada tenang namun penuh keyakinan.

Pria asal Italia itu menekankan pentingnya komunikasi yang tepat agar inovasi produk tembakau bebas asap bisa diterima dengan baik oleh semua negara di dunia. 

“Ketika komunikasi gagal, misinformasi justru berkembang dan memicu kebingungan, kebijakan yang usang, dan memperlebar jarak terhadap pilihan yang lebih baik. Kesehatan publik membutuhkan kebijakan inovatif yang didasarkan pada fakta, bukan ideologi, untuk mendorong perokok dewasa beralih serta mendorong perusahaan berinvestasi pada alternatif yang lebih baik,” jelas Tomasso.

TOMASSO PMI HMS

Baca juga: Teknologi IQOS Bikin Potensi Bahaya Produk Tembakau Alternatif 95 Persen Lebih Rendah dari Rokok

Komitmen Hadirkan Produk Alternatif Berbasis Sains

Menurut Tomasso, hadirnya produk alternatif berbasis sains merupakan langkah agar inovasi bisa diterima oleh publik. PMI sendiri sejauh ini telah menginvestasikan lebih dari US$14 miliar untuk penelitian, pengembangan, asesmen, hingga operasional untuk produk tembakau bebas asap.

Keseriusan PMI untuk pengembangan produk bebas asap berbasis sains juga dilakukan di Indonesia. Dengan investasi sebesar US$330 juta, PMI dan Sampoerna membangun fasilitas produksi produk tembakau inovatif bebas asap di Karawang, Jawa Barat pada 2023 dan memasarkan produknya ke 15 tujuan ekspor dan domestik. 

Fasilitas di Karawang dilengkapi dengan laboratorium pengujian dan analisis berstandar global yang didukung oleh sekitar 200 tenaga ahli dari dalam negeri berkualifikasi tinggi. Ini merupakan bukti bahwa Indonesia tidak hanya menjadi pasar penting, tetapi juga pusat unggulan global dalam riset dan pengembangan produk bebas asap milik PMI.

Sejauh ini, PMI dan Sampoerna juga telah meluncurkan berbagai kategori produk bebas asap, yakni produk tembakau yang dipanaskan, seperti IQOS dengan batang tembakau TEREA dan BONDS by IQOS dengan batang tembakau khusus BLENDS by A, rokok elektronik seperti VEEV, dan kantong nikotin seperti ZYN. 

Studi internal PMI dan sejumlah lembaga independen global menunjukkan bahwa produk bebas asap merupakan alternatif yang lebih baik dibandingkan rokok konvensional. Tidak adanya proses pembakaran dalam produk ini membuat jumlah bahan kimia berbahaya berkurang secara signifikan.

Dengan pendekatan berbasis sains, Tomasso mengungkapkan bahwa berbagai produk bebas asap yang dikembangkan PMI kini mulai diterima oleh  41 juta pengguna di 97 negara di seluruh dunia. Selain itu, pada Juni 2025, sekitar 41 persen pendapatan perusahaan bersumber dari penjualan produk-produk bebas asap. 

Tomasso menerangkan, pencapaian tersebut bisa diraih dengan beberapa hal sederhana yang perlu diterapkan oleh masing-masing negara. Salah satunya adalah perlunya komunikasi tentang produk bebas asap berbasis data agar publik mendapat informasi yang luas dan benar. 

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved