Mitratel Raup Laba Bersih Rp 1,54 Triliun di Kuartal III Tahun 2025, Ini Bisnis Penopangnya
Kontribusi terbesar pendapatan Perseroan berasal dari bisnis menara kepemilikan sendiri (tower owned) dengan porsi 82,7 persen dari total pendapatan..
Ringkasan Berita:
- Pendapatan Perseroan tercatat sebesar Rp 6,88 triliun, atau mencatat pertumbuhan yang dinormalisasi sebesar 0,9 persen YoY.
- Dari sisi profitabilitas, EBITDA Mitratel tumbuh 1,8 persen YoY menjadi Rp5,77 triliun, dengan margin EBITDA mencapai 83,8 persen.
- Biaya operasional (COE) berhasil ditekan sebesar 3,4 persen YoY, menjadi Rp 1,11 triliun
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) mencatat kinerja keuangan yang cukup baik hingga kuartal III tahun 2025, didukung oleh peningkatan efisiensi operasional serta optimalisasi portofolio bisnis menara dan fiber. Perseroan berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,54 triliun.
Baca juga: Optimalkan Aset Fiber, Mitratel Gandeng Telkom
Pendapatan Perseroan tercatat sebesar Rp 6,88 triliun, atau mencatat pertumbuhan yang dinormalisasi sebesar 0,9 persen YoY.
Dari sisi profitabilitas, EBITDA Mitratel tumbuh 1,8 persen YoY menjadi Rp5,77 triliun, dengan margin EBITDA mencapai 83,8 persen.
Sementara itu, biaya operasional (COE) berhasil ditekan sebesar 3,4 persen YoY, menjadi Rp 1,11 triliun. Upaya efisiensi yang konsisten ini turut menopang peningkatan margin laba bersih (NIM) yang mencapai 22,4 persen.
Adapun normalisasi pendapatan Perseroan adalah terkait transaksi akuisisi UMT yang dilakukan pada bulan Desember 2024, dimana secara akuntansi dicatat sejak awal Januari 2024.
Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko menyampaikan, kinerja yang cukup kuat hingga kuartal III tahun ini menunjukkan ketahanan dan adaptabilitas Perseroan dalam menghadapi dinamika industri telekomunikasi.
“Pencapaian ini menunjukkan komitmen Mitratel untuk terus tumbuh secara berkelanjutan melalui efisiensi operasional, ekspansi infrastruktur digital, dan peningkatan nilai tambah bagi pelanggan. Kami berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan pendapatan serta memperkuat profitabilitas dan daya saing di seluruh lini bisnis,” ujar Theodorus.
 
Bisnis Inti dan Fiber
Kontribusi terbesar pendapatan Perseroan berasal dari bisnis menara kepemilikan sendiri (tower owned) dengan porsi 82,7 persen dari total pendapatan atau senilai Rp5,69 triliun, mengalami kenaikan sebesar 0,4 persen YoY. Sementara bisnis fiber menjadi motor pertumbuhan baru dengan pendapatan mencapai Rp431 miliar, tumbuh signifikan 57,2 persen YoY.
Baca juga: Iduladha 2025, Mitratel Donasikan 2.300 Paket Daging Kurban ke Empat Wilayah di Indonesia
Melalui strategi portofolio yang adaptif, bisnis menara dan fiber terus menunjukkan kinerja kuat dan konsisten memberikan kontribusi positif bagi perusahaan.
Kinerja Operasional Tetap Kuat
Pada akhir September 2025 Mitratel tercatat memiliki total 40.102 menara, dengan jumlah tenant mencapai 61.987. Dengan demikian, tenancy ratio mencapai 1,55 kali, atau meningkat dari 1,51 kali tahun lalu.
Adapun untuk jaringan fiber optik, Perseroan telah membukukan 67.738 km panjang billable, meningkat 47,9 persen YoY, mencerminkan ekspansi infrastruktur fiber yang agresif untuk mendukung layanan konektivitas yang lebih luas.
“Pertumbuhan jaringan fiber dan peningkatan tenancy ratio menara menunjukkan bahwa strategi kami berjalan sesuai rencana. Kami terus memperluas jangkauan hingga ke wilayah-wilayah 3T untuk menghadirkan konektivitas yang merata dan inklusif,” tambah Theodorus.
Dengan kinerja keuangan yang solid, efisiensi berkelanjutan, dan strategi ekspansi yang terarah, Perseroan optimistis dapat menutup tahun 2025 dengan performa di atas target dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan.
Baca juga: Mitratel Siapkan Capex Rp 5,3 Triliun untuk Tambah 2.500 Tower Baru
Diketahui Mitratel adalah, anak perusahaan Telkom Indonesia yang bergerak di bidang penyediaan infrastruktur telekomunikasi, khususnya menara telekomunikasi. Perusahaan ini menyediakan infrastruktur untuk operator seluler di seluruh Indonesia dengan model bisnis penyewaan menara.
 
							 
							 
							 
			 
				
			 
    
                         
    
                         
    
                         
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
	
						        	 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.