Senin, 10 November 2025

Industri Panas Bumi Menjanjikan, INDEF: PGE Butuh Dukungan Kuat Pemerintah

Indonesia memiliki cadangan panas bumi yang sangat melimpah dan potensi ini bisa dimaksimalkan untuk mendukung ketahanan energi nasional.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
dok. PGE
ENERGI PANAS BUMI -  Energi panas bumi memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak utama ekonomi nasional sekaligus memperkuat bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) Indonesia. 
Ringkasan Berita:
  • Potensi industri panas bumi Indonesia sangat besar dan dapat menjadi penggerak utama ekonomi nasional. 
  • INDEF menekankan pentingnya dukungan pemerintah, insentif dan infrastruktur untuk mendorong pengembangan energi baru terbarukan. 
  • PGE menargetkan kapasitas 1,8 GW pada 2033 serta kolaborasinya dengan PLN Indonesia Power guna mempercepat transisi menuju energi bersih dan swasembada energi nasional.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Esther Sri Astuti menilai energi panas bumi memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak utama ekonomi nasional sekaligus memperkuat bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) Indonesia.

Menurut Esther, Indonesia memiliki cadangan panas bumi yang sangat melimpah. Sementara itu, arah kebijakan energi global kini kian berfokus pada penggunaan energi bersih dan berkelanjutan.

“Energi fosil sudah semakin terbatas. EBT menjadi tujuan global dalam transisi energi,” ujar Esther dalam keterangannya, Senin (10/11/2025).
 
Esther menilai pengembangan energi terbarukan berperan penting dalam mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu, diperlukan dukungan nyata dari pemerintah dan pemberian insentif yang jelas bagi masyarakat serta pelaku industri.

“Untuk mendorong masyarakat beralih ke energi baru terbarukan, perlu adanya insentif yang konkret. Selain itu, infrastruktur pendukungnya juga harus memadai,” katanya.
 
Dalam kesempatan itu, Esther juga menyoroti peran PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) (IDX: PGEO) sebagai pemain utama pengembangan panas bumi di Indonesia.

Dalam laporan keuangan kuartal III 2025, PGE menargetkan ekspansi hingga 1 gigawatt (GW) dalam 2–3 tahun ke depan dan 1,8 GW pada 2033.

Esther optimistis langkah tersebut akan mempercepat transisi menuju energi bersih sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

“Untuk mencapai target tersebut, PGE memerlukan dukungan pemerintah agar dapat mendorong akselerasi pengembangannya,” tegas Esther.

Perlu Kolaborasi Antar-BUMN 

Menurut Esther, salah satu bentuk percepatan dapat diwujudkan melalui kolaborasi antar-BUMN. Dia mencontohkan sinergi PGE dengan PLN Indonesia Power (PLN IP) yang fokus pada pengembangan 19 proyek panas bumi eksisting dengan total kapasitas 530 megawatt (MW).

“Potensi sumber daya panas bumi kita sangat besar, tetapi dukungan berupa insentif dan sinergi antarlembaga mutlak dibutuhkan agar target kapasitas tercapai,” ujarnya.

Baca juga: Panas Bumi Diproyeksikan Jadi Penopang Ketahanan Energi Nasional


 
Dia juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah pada pengembangan energi bersih, terutama dalam mewujudkan target pertumbuhan ekonomi 8 persen seperti yang dicanangkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Program Asta Cita juga menegaskan komitmen pemerintah untuk mencapai swasembada energi nasional.

Melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pemerintah kini tengah menghadapi tantangan besar setelah merilis Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034.

Baca juga: Kerjasama Pertamina Geothermal-PLN IP Dorong Capaian Target Kapasitas Panas Bumi 3 Gigawatt

Salah satu fokusnya adalah peningkatan target kapasitas pembangkit EBT hingga 76 persen, dengan proyeksi penambahan listrik mencapai 69,5 GW.

“Pemerintah perlu memperkuat dorongan untuk energi bersih, karena sejauh ini pemanfaatannya masih belum merata di masyarakat,” ujar Esther.
 

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved