Industri Perkeretaapian Perkuat Sistem Antisuap, Komut KAI: Korupsi Lemahkan Kepercayaan Publik

Ia menyoroti lima prinsip penting dalam membangun budaya bersih yaitu integritas, dedikasi, objektif, loyal, dan adil. 

Baca juga: KAI Ikut Perluas Akses Pasar Ekspor dengan Membawa Dua UMKM ke Ajang GSE Melbourne Australia

“Pegawai KAI harus berorientasi pada kepentingan korporasi dan pelayanan publik. Ketika keadilan ditegakkan, seluruh proses bisnis berjalan konsisten dan akuntabel,” tegasnya. 

Ia menambahkan, ekosistem bersih memerlukan kolaborasi antara perusahaan, regulator, mitra usaha, dan masyarakat. 

“Profesionalitas harus ditempatkan di atas segala kepentingan. Itu pondasi tata kelola yang sehat,” ujarnya.

Vice President Public Relations KAI Anne Purba pada kesempatan terpisah menjelaskan, integritas telah menjadi fondasi utama transformasi KAI.

Sejak 2020, KAI menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) ISO 37001:2016 dan mencatatkan hasil audit 2024 tanpa temuan ketidaksesuaian di Kantor Pusat, Daop 3 Cirebon, Divre III Palembang, dan Balai Yasa Manggarai.

KAI memperkuat edukasi antikorupsi bagi pegawai dan mitra usaha melalui pelatihan, pakta integritas, serta klausul antisuap dalam seluruh proses kerja sama.

Kampanye integritas juga disampaikan melalui LED stasiun, materi edukatif di dalam KA, dan konten digital. 

“Integritas adalah identitas budaya kerja KAI. Seluruh Insan menjalankan tugas dengan kesadaran bahwa tata kelola bersih adalah kunci keberlanjutan perusahaan,” ujar Anne.

KAI pun menyediakan berbagai kanal pelaporan yang terbuka bagi siapa pun yang ingin menyampaikan indikasi pelanggaran atau dugaan korupsi.