Kamis, 20 November 2025

SKK Migas Dorong Alokasi dan Harga Gas Domestik untuk Industri Lokal 

Proyek pemanfaatan CNG-LNG di Indonesia harus ekonomis agar investor tertarik dan gas terus dapat diproduksi.

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Choirul Arifin
handout
OPTIMASI PEMANFAATAN CNG DAN LNG - Ketua Umum Aspebindo Anggawira di acara Talkshow “Future Gas Economy 2025: Strengthening The National CNG & LNG Framework” Kamis (20/11/2025).  

Ringkasan Berita:
  • SKK Migas mendorong alokasi dan harga gas domestik untuk mendukung industri lokal dan menciptakan multiplier effect yang optimal.
  • Proyek pemanfaatan CNG-LNG di Indonesia harus ekonomis agar investor tertarik dan gas terus dapat diproduksi.

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (Aspebindo) dan Asosiasi Perusahaan Liquefied & Compressed Natural Gas Indonesia (APLCNGI) bersama Lemigas telah melakukan riset mendalam mengenai pemanfaatan CNG dan LNG serta dinamika industrinya. 

Dari kajian tersebut, mereka melihat potensi bisnis besar sekaligus tantangan yang harus segera diatasi. 

"Ini modal penting bagi Indonesia dalam menghadapi transisi energi,” ujar Ketua Umum Aspebindo, Anggawira di acara Talkshow “Future Gas Economy 2025: Strengthening The National CNG & LNG Framework” Kamis (20/11/2025).

Talkshow dihadiri Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi, Kepala BPH Migas Wahyudi Anas, Direktur Utama PT Gagas Energi Indonesia Santiaji Gunawan, serta Dirjen Migas yang diwakili Noor Arifin Muhammad.

Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi mengatakan, alokasi dan harga gas domestik akan terus didorong oleh SKK Migas untuk mendukung industri lokal dan menciptakan multiplier effect yang optimal.

"Semua kebijakan ini bermuara pada satu hal: proyek harus ekonomis agar investor tertarik dan gas terus dapat diproduksikan,” ungkap Kurnia Chairi.

Dari sisi hilir, Ketua Umum APLCNGI Dian Kuncoro menyambut baik komitmen hulu tersebut sambil menyampaikan progres lapangan.

“Saat ini anggota kami sedang aktif membangun LNG plant skala kecil dan memperluas jaringan outlet CNG," kata Dian.

"Yang kami butuhkan adalah jaminan pasokan gas yang konsisten serta penyeragaman harga SPBG antar wilayah agar swasta bisa bergerak lebih leluasa, terutama di bisnis beyond pipeline,” lanjut Dian.

Noor Arifin Muhammad yang mewakili Dirjen Migas menegaskan dukungan penuh pemerintah.

“Kementerian ESDM fokus mendukung arahan Menteri Bahlil Lahadalia untuk meningkatkan lifting migas. Ketahanan energi adalah prioritas nasional, dan kami mengajak semua pelaku usaha bersama-sama tingkatkan produksi dalam negeri,” ungkapnya.

Baca juga: Konsistensi Layanan Gas Bumi, FSRU Lampung Kembali Terima Karno LNG ke-20

Santiaji Gunawan dari PT Gagas Energi Indonesia menekankan pentingnya satu visi bersama.

“Kita harus berdiskusi, menyinergikan langkah, dan bergerak dalam satu visi untuk mencapai swasembada energi sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto,” ujar Santiaji.

Pernyataan itu diperkuat paparan Direktur Utama PLN EPI Rakhmad Dewanto yang membawa perspektif permintaan. 

Baca juga: PGN Genjot Revitalisasi Tangki LNG Arun, Perkuat Posisi Indonesia Sebagai Hub Energi Regional

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved