Virus Corona
Repotnya Lockdown Diungkap Refly Harun, Ada Potensi Penimbun Makanan
Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun, mengungkapkan repotnya lockdown. Ia pun menyinggung akan ada potensi penimbun makanan dari kalangan atas.
Penulis:
Ifa Nabila
Editor:
Pravitri Retno W
"Jadi, kalau memang kita lihat dari aspirasi publik, lockdown itu adalah opsi terakhir," ujar Bobby.
"Karena ada penangguhan hak sipil, ada keadaan yang memaksa oleh aparat," sambungnya.
Jika pemerintah Indonesia tidak akan lockdown seperti halnya Singapura, Bobby mengusulkan solusi lain yakni peningkatan sense of crisis.
Meningkatkan sense of crisis di masyarakat berarti mendorong masyarakat untuk lebih peka terhadap situasi dan kondisi saat ini.
"Solusinya kalau tidak ambil opsi lockdown seperti di beberapa negara, seperti Singapura yang paling dekat, itu adalah dengan meningkatkan sense of crisis," ungkap Bobby.
Peningkatan sense of crisis bisa dilakukan dengan cara sosialisasi mengenai bahaya virus corona sekaligus menginformasikan soal fasilitas kesehatan yang tersedia.
"Meningkatkan sense of crisis di masyarakat, baik itu dengan sosialisasi, dan juga kemampuan deteksi dini dari pemerintah," jelas Bobby.
Jika pemerintah mengambil opsi ini, maka pemerintah harus memastikan fasilitas kesehatan yang diinformasikan pada masyarakat sudah berstandar tinggi.
Faktanya, hingga saat ini fasilitas kesehatan untuk menangani Covid-19 dinilai masih kurang.
"Dan juga yang paling utama adalah memastikan infrastruktur kesehatan itu mampu melayani masyarakat," kata Bobby.
"Tadi sudah disampaikan infrastruktur isolasi itu masih sangat-sangat kurang," imbuhnya.
Menurut Bobby, pemerintah harus sejak dini memikirkan kemungkinan terburuk sehingga ada kesiapan matang untuk menghadapi corona.
"Kita perlu meningkatkan, misalkan, pemerintah langsung menghitung kalau ada 20.000 kasus, ini isolasinya di mana," paparnya.
"Jadi excercise untuk meningkatkan sense of crisis itulah jawabannya kalau tidak pakai lockdown," pungkasnya.
Berikut video lengkapnya:
(Tribunnews.com/ Ifa Nabila)