Virus Corona
Rambut Panjang Tingkatkan Risiko Penularan Virus Corona? Ini Penjelasan Dokter
Dokter memberikan penjelasan terkait kemungkinan terjadinya penularan virus corona dari rambut panjang.
Penulis:
Widyadewi Metta Adya Irani
Editor:
Facundo Chrysnha Pradipha
"Sampai saat ini, belum terbukti apakah corona bisa hidup di rambut atau tidak, akan tetapi corona ini mampu hidup di benda mati," kata Fiarry saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (7/4/2020) malam.
"Sehingga dia mungkin sekali hidup di rambut kita yang rontok di lantai maupun sisa-sisa rambut yang tertinggal di sisir karena droplet bisa menempel di situ," sambungnya.
Kendati demikian, Fiarry menerangkan, rambut di kepala kita memiliki sistem pertahanan berupa minyak alami rambut.
"Untuk rambut yang menempel di kepala kita, sebenarnya sudah memiliki pertahanan sendiri berupa minyak alami rambut yang memiliki komponen antimikroba," terangnya.
"Sehingga ini menyulitkan mikroba berupa bakteri, virus, jamur, dan seterusnya, untuk menempel," sambung Fiarry.
Fiarry menambahkan, Covid-19 memang merupakan jenis penyakit baru yang masih harus diteliti.
Setiap orang wajib mengambil tindakan pencegahan untuk mencegah penularannya.
Baca: Cara Mencegah Virus Corona saat Berada di Luar hingga Kembali ke Rumah
Termasuk dalam mencegah penularan virus dengan perantara droplet yang menempel di rambut.
Fiarry mengatakan, pencegahan itu dapat dilakukan dengan dua cara.
"Pertama, mencuci rambut dengan air dan sampo setiap habis bepergian atau interaksi dengan orang lain," ujarnya.
Kedua, Fiarry menambahkan, yaitu memakai penutup kepala yang harus langsung dilepas dan cuci tangan sebelum masuk ke rumah.
Bagi tenaga kesehatan dapat menggunakan headcap medis, sedangkan masyarakat umum menggunakan hijab atau balaclava dan sejenisnya.
Baca: 5 Strategi Cegah Tertular Virus Corona: Rajin Cuci Tangan hingga Tetap di Rumah
Sehingga, menurut Fiarry, memotong rambut untuk mengurangi resiko penularan bisa saja dilakukan.
Namun, hal ini tidaklah wajib.
"Pada prinsipnya, memotong rambut untuk mengurangi resiko boleh saja, tapi tidak wajib," tutur Fiarry.