Virus Corona
China Revisi Jumlah Kematian Akibat Corona di Wuhan, Meningkat hingga 50 Persen, Mengapa?
Kota Wuhan, Provinsi Hubei di China merevisi persentase kasus Covid-19 dan kematian yang terkonfirmasi.
Penulis:
Ika Nur Cahyani
Editor:
Daryono
"Mereka berada di posisi bertahan, jelas," kata Jean-Pierre Cabestan, seorang profesor ilmu politik di Hong Kong Baptist University dan seorang ahli politik China.
"Ini adalah perjuangan berat sekarang bagi Tiongkok untuk meningkatkan citranya," lanjutnya.
Seorang pejabat dari pusat komando epidemi Wuhan yang tidak disebutkan namanya menjelaskan bahwa revisi angka Wuhan itu dilakukan demi menjaga kredibilitas pemerintah.
Sekaligus menjaga rasa hormat untuk setiap kehidupan seseorang, ungkapnya dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Xinhua pada Jumat lalu.
Sementara itu otoritas setempat mengatakan bahwa revisi ini terjadi setelah penyelidikan secara rinci.
Termasuk angka kematian yang tidak dilaporkan rumah sakit saat hari-hari awal kemunculan wabah dan yang tidak dilaporkan dengan benar.

Setelah mencapai puncaknya pada Februari lalu, epidemi tampaknya bisa dikendalikan hingga saat ini di China.
Bahkan lockdown tiga bulan lamanya di Wuhan sudah dicabut.
Para ahli mengatakan revisi itu tidak biasa.
Biasanya negara melaporkan jumlah infeksi atau kematian tidak terdeteksi karena masalah tes dan keceatan virus yang membuat rumah sakit kewalahan.
Namun perubahan pada angka resmi cukup kecil.
Para peneliti di Universitas Hong Kong baru-baru ini memperkirakan ada sekitar 232.000 kasus yang dikonfirmasi di China pada akhir Februari.
Jumlah ini lebih dari empat kali jumlah kasus yang dilaporkan pada waktu itu.
Hingga Sabtu (18/4/2020) China telah melaporkan lebih dari 82.000 kasus.
Sementara jumlah kematiannya mencapai 4.632 dan angka kesembuhan 77.029.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)