Rabu, 24 September 2025

Inggris Mencapai Angka Kematian Terbesar dalam 20 Tahun, Orang Meninggal akibat Non-Corona Meningkat

Angka kematian di Inggris dan Wales meningkat tajam dari apa yang diprediksikan.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Dok. Kedutaan Besar Inggris di Jakarta
Senin (6/4/2020) malam, waktu setempat, mereka melakukan gerakan 'Clap for Carers' dimana orang-orang berhenti dari kegiatan mereka sejenak untuk para pekerja di bidang kesehatan 

TRIBUNNEWS.COM - Angka kematian di Inggris dan Wales meningkat tajam dari apa yang diprediksikan.

Diperkirakan tingkat kematian pada tahun ini merupakan angka terbesar dalam kurun waktu 20 tahun.

Kantor Statistik Nasional (ONS) mengatakan ada 18.500 kematian pada minggu ini hingga 18 April, sebagaimana dikutip dari BBC

Baca: Reynhard Sinaga Dipindah ke Penjara Paling Berbahaya Monster Mansion di Inggris

Baca: Masih Ingat Reynhard Sinaga? Kini Pindah ke Penjara Berisi Kriminal Paling Berbahaya di Inggris

Angka ini meningkat sebanyak 8.000 dari angka biasanya.

Lebih dari 6.200 kematian dikaitkan dengan Covid-19.

Akan tetapi yang meninggal dunia akibat dari penyakit lain atau penyebab lainnya juga meningkat.

Ini menunjukkah bahwa lockdown Inggris nyatanya memiliki dampak tidak langsung pada kesehatan.

Petugas polisi di Inggris peringatkan warga yang berjemur dan pesta barbekyu di tepi pantai saat wabah virus corona
Petugas polisi di Inggris peringatkan warga yang berjemur dan pesta barbekyu di tepi pantai saat wabah virus corona (dailymail)

Kepala analisis kesehatan, Nick Stripe mengatakan sedang berusaha memahami penyebab meningkatnya kematian non-corona ini.

Dia mengatakan, bisa jadi orang dengan penyakit lain tidak pergi untuk menjalani perawatan rumah sakit akibat Covid-19 ini.

"Butuh bertahun-tahun untuk menyelesaikannya," jelas Stripe merujuk pada analisis angka tersebut.

Stripe menilai, harus kembali ke era Januari 2000 untuk melihat jumlah kematian yang lebih tinggi dalam satu minggu.

Bahkan bisa saja angka kematian Inggris ini lebih banyak dari yang bisa dicatat.

Sebab 18 April lalu bertepatan dengan Jumat Agung, dimana sejumlah fasilitas pendaftaran kematian ditutup.

"Masing-masing adalah orang. Masing-masing memiliki keluarga. Kita harus selalu ingat ini," tambahnya.

Tren serupa dilaporkan di Skotlandia di mana ada hampir 2.000 kematian dalam seminggu hingga 12 April.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan