Virus Corona
Gejala Klinik Pasien Corona di Jawa Timur Berbeda dengan Negara Lain, Bukti Virus Terus Bermutasi
Mayoritas gejala klinis yang dialami oleh pasien Covid-19 di Indonesia khususnya Jawa Timur berbeda dengan yang ada di Eropa maupun di Wuhan, China.
Editor:
Miftah
Hal ini berbeda dengan kasus di Wuhan, Shanghai, Washington, dan Singapura yang mayoritas gejalanya adalah demam, batuk, dan sesak nafas.
"Genomnya yang diketahui sampai sekarang ada A, B, C. Ternyata di sini yang B. Sehingga memberikan gejala yang berbeda dengan yang di Eropa," kata Joni, Selasa (12/5/2020).
Gejala paling banyak di Jatim, lanjut Joni, 52,1 persen adalah mengalami batuk kemudian 35,1 persen pilek dan barulah demam 26,2 persen.
"Padahal yang di Wuhan itu (mayoritas) demam bukan batuk. (Tapi di Jatim) Demam nomor tiga. Sesak nafas. Kalau sudah sesak nafas sudah sakit sedang ke arah berat," lanjutnya.
Setelah sesak nafas, gejala yang paling banyak adalah lemah, menggigil, sakit tenggorokan, sakit otot, mual dan muntah, sakit kepala, sakit perut, lalu terakhir diare.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak mengatakan bahwa dengan adanya data tersebut diharapkan masyarakat untuk lebih waspada.
"Kita sadari bahwa dari sekian banyak kasus yang disampaikan ada batuk tapi tidak sampai sesak nafas, bahkan dari kasus positif yang disurvei, hanya 50 persen yang menyatakan mengalami gejala batuk. Jadi banyak yang dites positif tapi merasa dirinya baik-baik saja, inilah makannya kita harus melakukan kewaspadaan setinggi mungkin," kata Emil.
Hal ini lanjut Emil, tidak seperti apa yang diketahui publik bahwa pada umumnya bahwa gejala dari Covid-19 adalah mengalami kesulitan bernafas.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul "FAKTA Baru Gejala Klinis Pasien Covid-19 Jatim Beda dengan Negara Lain, Tipe Virus Lain: Bermutasi"