Virus Corona
Nasib Panti Asuhan di Padang Setelah Pemiliknya Meninggal Akibat Covid-19, 50 Penghuni Dikarantina
Sebelumnya saat masih hidup, EJ sempat mengeluh sakit. Ia kemudian berobat ke Bukitinggi pada 2 Mei 2020 untuk mengobati penyakit parunya.
Editor:
Dewi Agustina
Di awal karantina para pengurus sempat panik. Para pengasuh mulai kesulitan saat kebutuhan sehari-hari mulai terbatas.
Bahkan pasokan makanan dan minuman sempat terhenti. Air minum yang biasa dipesan, gas LPG, dan bahan makanan menipis.
Namun mereka sekarang menerima banyak bantuan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Sejak pemilik panti asuhan dinyatakan positif Covid-19, Nover mengatakan kebutuhan panti bergantung pada donatur.
"Iya, di awal-awal sempat sulit. Air minum habis, gas habis dan pasokan makanan berkurang. Maklum dalam kondisi serba panik," kata Nover.

"Namun sekarang bantuan sudah mulai mengalir. Banyak donatur yang memberi bantuan," kata Nover.
Masalah air dan pasokan makanan telah lancar karena diantar ke depan pintu panti asuhan.
"Mereka yang membantu meletakkan bantuannya di depan pintu, kemudian kami ambil. Begitu juga dengan air dan bahan lainnya," jelas Nover.
Baca: WHO Sebut Virus Corona Mungkin Tak Akan Hilang, Epidemiolog UI Ungkap Perlu Cara Hidup Baru
Menurutnya, penghuni panti asuhan membutuhkan vitamin dan makanan sehat untuk menjaga kondisi tubuh anak-anak yang menjalani karantina mandiri.
"Ya, kita butuh makanan bergizi dan suplemen vitamin untuk menjaga kesehatan tubuh penghuni panti," kata Nover. (Kompas.com/Perdana Putra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Pemilik Panti Asuhan di Padang Meninggal karena Corona dan 50 Penghuni Dikarantina"