Virus Corona
Dokter AS Peringatkan Adanya Efek Jangka Panjang Covid-19, Bisa Akibatkan Cacat Seumur Hidup
Dokter di AS memperingatkan adanya efek jangka panjang setelah sembuh dari Covid-19. Disebutkan, virus tersebut dapat mengakibatkan cacat selamanya.
Penulis:
Citra Agusta Putri Anastasia
Editor:
Garudea Prabawati
1. University of Oxford / AstraZeneca
Vaksin dari University of Oxford diberikan melalui virus simpanse, yang disebut vektor vaksin.
Vektor tersebut berisi kode genetik dari lonjakan protein yang terdapat pada virus Corona dan memicu respons imun yang kuat dalam tubuh manusia.
Vaksin ini sedang dalam uji coba Tahap 2/3 gabungan di Inggris.
aru-baru ini telah memasuki uji coba Tahap 3 di Afrika Selatan dan Brasil.
Dikutip dari ox.ac.uk, baru-baru ini, vaksin telah memasuki uji coba Tahap 3 di Afrika Selatan dan Brasil.
2. Moderna / NIAD
Perusahaan bioteknologi Amerika, Moderna, sedang mengembangkan kandidat vaksin menggunakan messenger RNA (atau disingkat mRNA) untuk mengelabui tubuh agar memproduksi protein virus itu sendiri.
Tidak ada vaksin mRNA yang pernah disetujui untuk penyakit menular, dan Moderna tidak pernah memasarkan produknya.
Namun, para pendukung vaksin mengatakan, vaksin itu bisa lebih mudah diproduksi secara massal daripada vaksin tradisional.
Saat ini, vaksin yang dikembangkan Moderna telah memasuki uji coba Tahap 3.
3. Sinovac
Perusahaan China Sinovac sedang mengembangkan vaksin berdasarkan partikel Covid-19 yang tidak aktif.
Vaksin tersebut telah menunjukkan profil keamanan yang menjanjikan pada tahap awal pengujian.
Kini, vaksin beralih ke uji coba Tahap 3 di Brasil.
4. Wuhan Institute of Biological Products/Sinopharm
Perkembangan: Tahap 3
5. Beijing Institute of Biological Products/Sinopharm
Perkembangan: Tahap 3
6. BioNTech/Fosun Pharma/Pfizer
Perkembangan: Tahap 3
7. Bharat Biotech
Perkembangan: Tahap 2
8. Novavax
Perkembangan: Tahap 2
9. Cadila Healthcare Limited
Perkembangan: Tahap 2
10. CanSino Biologics Inc./Beijing Institute of Biotechnology
Perkembangan: Tahap 2
11. Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical
Perkembangan: Tahap 2
12. Arcturus/Duke-NUS
Perkembangan: Tahap 2
13. Kentucky Bioprocessing, Inc
Perkembangan: Tahap 2
14. Inovio Pharmaceuticals/ International Vaccine Institute
Perkembangan: Tahap 2
15. Janssen Pharmaceutical Companies
Perkembangan: Tahap 2
16. Institute of Medical Biology, Chinese Academy of Medical Sciences
Perkembangan: Tahap 2
17. Genexine Consortium
Perkembangan: Tahap 2
18. Osaka University/ AnGes/ Takara Bio
Perkembangan: Tahap 2
19. Vaxine Pty Ltd/Medytox
Perkembangan: Tahap 1
20. Medicago Inc.
Perkembangan: Tahap 1
21. University of Queensland/CSL/Seqirus
Perkembangan: Tahap 1
22. Gamaleya Research Institute
Perkembangan: Tahap 1
23. Clover Biopharmaceuticals Inc./GSK/Dynavax
Perkembangan: Tahap 1
24. Imperial College London
Perkembangan: Tahap 1
25. Curevac
Perkembangan: Tahap 1
26. People's Liberation Army (PLA) Academy of Military Sciences/Walvax Biotech.
Perkembangan: Tahap 1
27. Medigen Vaccine Biologics Corporation/NIAID/Dynavax
Perkembangan: Tahap 1
28. University of Melbourne/Murdoch Children’s Research Institute
Perkembangan: Tahap 3
Children’s Research Institute di Murdoch, Australia, sedang melakukan uji coba Tahap 3 menggunakan vaksin tuberkulosis yang berusia hampir 100 tahun.
Vaksin tersebut diperkirakan tidak melindungi tubuh secara langsung terhadap Covid-19.
Namun, vaksin itu diyakini dapat meningkatkan respons imun non-spesifik pada tubuh.