Selasa, 2 September 2025

Virus Corona

Guangzhou Lakukan Pengujian Massal dan Pembatasan Perjalanan Usai Temuan Pertama Kasus Varian Delta

Setelah kasus pertama varian baru virus corona B16172 atau disebut Delta ditemukan, kota Guangzhou di China langsung melakukan pengujian massal.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
Freepik
ilustrasi virus corona 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, GUANGZHOU - Setelah kasus pertama varian baru virus corona B.1.617.2 atau disebut Delta ditemukan, kota Guangzhou di China langsung melakukan pengujian massal di wilayah Liwan tempat ditemukannya varian baru tersebut.

Kemudian pengujian massal pun diperluas ke daerah lain untuk mengetahui penyebaran varian yang disebut memiliki sifat sangat menular ini.

Di kawasan pusat bisnis yang dikenal sebagai Kota Baru Zhujiang, para warga diminta untuk mengikuti pengujian di lokasi dekat apartemen mereka pada Jumat hingga Minggu lalu.

Seperti yang terlihat pada salah satu lokasi pengujian yang didirikan di jalan yang dipenuhi bar dan restoran, menunjukkan antrean panjang pada hari Jumat lalu.

Dikutip dari laman CNBC, Rabu (9/6/2021), dari kegiatan pengujian massal itu, Guangzhou telah melakukan lebih dari 16 juta tes antara periode 26 Mei hingga 5 Juni dini hari.

Di kota itu, pihak berwenang pun telah memberlakukan pembatasan perjalanan yang lebih ketat.

Baca juga: Penjelasan Satgas Covid-19 Soal Vaksinasi Bagi Masyarakat Umum Secara Nasional

Beberapa stasiun metro di kota tersebut bahkan telah ditutup dan pihak berwenang juga telah mendesak warga untuk tidak meninggalkan kota itu.

Namun jika penduduk perlu meninggalkan kota dan provinsi Guangdong, mereka harus menjalani tes asam nukleat dengan hasil negatif yang dilakukan dalam waktu 48 jam setelah keberangkatan mereka.

Selain itu, ratusan penerbangan domestik dari Bandara Internasional Baiyun Guangzhou pun telah dibatalkan.

Mengapa WHO Sebut Varian B.1.617.2 Sebagai Delta?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pada 31 Mei lalu bahwa mereka akan memberikan sebutan baru untuk varian baru virus corona (Covid-19) 'yang menjadi perhatian', menggunakan alfabet Yunani.

Ini dilakukan tidak hanya untuk menghindari 'kebingungan' terkait nama yang saat ini digunakan secara luas oleh beberapa jenis varian Covid-19.

Namun juga untuk mencegah agar varian ini tidak disebut berdasar pada lokasi di mana kali pertama ditemukan, seperti varian Inggris, Afrika Selatan atau India.

Baca juga: Virus Corona Varian Delta Disebut Lebih Menular dan Berbahaya Dibandingkan Alpha

Baca juga: Varian Delta Ditemukan Pada Kasus Baru Covid-19 di Victoria Australia

Karena penyebutan berdasar lokasi temuan berisiko menimbulkan stigma berbahaya mengenai negara tertentu dan dapat menimbulkan kebingungan jika pada akhirnya suatu negara ternyata memunculkan lebih dari satu 'varian mengkhawatirkan'.

Halaman
12
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan