Minggu, 31 Agustus 2025

Virus Corona

Keputusan Kontroversial China Soal Covid-19 Disebut 'Bertolak Belakang dengan Fakta'

Lonjakan kasus infeksi akibat covid-19 di China telah menimbulkan kekhawatiran baru tentang kesehatan ekonominya.

Ist
Ilustrasi pandemi global akibat Covid-19.Lonjakan kasus infeksi akibat covid-19 di China telah menimbulkan kekhawatiran baru tentang kesehatan ekonominya. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Keputusan China untuk mengubah kendali terhadap virus corona (Covid-19) secara tiba-tiba serta keakuratan data kasus dan kematiannya, kini semakin diawasi baik di dalam maupun luar negeri.

Lonjakan kasus infeksi di negara itu telah menimbulkan kekhawatiran baru tentang kesehatan ekonominya.

Dikutip dari laman CNBC, Senin (2/1/2023), dalam komentar publik pertamanya sejak perubahan kebijakan Covid-19,

Presiden Xi Jinping menyerukan pidato Tahun Baru untuk meminta lebih banyak upaya dan persatuan saat China memasuki 'fase baru'.

Baca juga: Giliran Australia dan Kanada Terapkan Pembatasan, Wajib Negatif Covid-19 untuk Pelancong dari China

"China melaporkan satu kematian baru Covid-19 di daratan pada 31 Desember 2022, sama seperti sehari sebelumnya," kata Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China pada hari Minggu kemarin.

Akumulasi angka kematian resmi di China kini mencapai 5.249, jauh lebih rendah dibandingkan negara besar lainnya.

Pemerintah China pun telah menolak klaim bahwa mereka sengaja tidak melaporkan jumlah total kematian akibat virus ini.

Di rumah duka Hankou di pinggiran kota Wuhan, arus pelayat dan pengemudi mobil jenazah tiba pada hari Minggu.

Staf di pintu masuk yang dijaga ketat menolak untuk menjawab pertanyaan tentang beban kerja mereka baru-baru ini.

Baca juga: Maroko akan Berlakukan Pembatasan Terhadap Turis asal China di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19

Namun rumah duka di kota-kota lain di China, termasuk Chengdu dan Beijing mengatakan bahwa mereka lebih sibuk dari sebelumnya sejak China tiba-tiba menghentikan pembatasan Covid-19 pada bulan lalu.

CDC China melaporkan 5.138 kasus resmi yang dikonfirmasi pada Sabtu lalu, namun dengan dihentikannya pengoperasian pengujian massal, para ahli mengatakan jumlah infeksi sebenarnya jauh lebih tinggi.

Media pemerintah di kota Guangzhou di tenggara China menyampaikan pada hari Minggu kemarin bahwa kasus harian mencapai puncaknya sekitar 60.000 baru-baru ini, dan kini mencapai sekitar 19.000.

Pihak berwenang telah berusaha meyakinkan publik bahwa mereka telah mengendalikan situasi.

Sedangkan kantor berita negara Xinhua menerbitkan sebuah editorial pada hari Minggu kemarin yang mengatakan bahwa strategi saat ini adalah 'pendekatan terencana berbasis sains' yang mencerminkan sifat virus yang berubah.

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan