Minggu, 21 September 2025
DPR RI

Dorong Penguatan Industri Batik Lokal, Rycko Menoza Tekankan Pentingnya Sinergi Lintas Sektor

Rycko Menoza menilai bahwa pengembangan industri batik lokal membutuhkan sinergi antar sektor yang terstruktur dan berkelanjutan.

Editor: Content Writer
Istimewa
PENGUATAN INDUSTRI BATIK - Anggota Komisi VII DPR RI, Rycko Menoza, saat melakukan kunjungan kerja reses ke Kampung Batik Laweyan, Surakarta, pada Sabtu, (26/7/2025). Ia menegaskan bahwa penguatan industri batik lokal memerlukan kerja sama lintas sektor yang terencana dan berkelanjutan. 

TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi VII DPR RI, Rycko Menoza, menilai bahwa pengembangan industri batik lokal membutuhkan sinergi antar sektor yang terstruktur dan berkelanjutan. Pernyataan tersebut ia sampaikan saat melakukan kunjungan kerja reses ke Kampung Batik Laweyan, Surakarta, pada Sabtu (26/7/2025).

Menurut Rycko, keberhasilan industri kreatif seperti batik tidak bisa berdiri sendiri. Diperlukan sinergi antara pemerintah daerah dan kementerian/lembaga terkait, seperti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koperasi dan UMKM, serta Kementerian Perindustrian, guna mendorong pertumbuhan yang menyeluruh dari hulu hingga hilir.

“Industri batik Solo ini tidak hanya perlu dipertahankan, tetapi juga ditingkatkan agar mampu bersaing lewat kreasi warna, motif, dan tren yang modern,” ujar Rycko.

Ia juga menyoroti pentingnya kehadiran negara dalam mendukung para perajin, tidak hanya melalui program pembinaan, tetapi juga dalam penyediaan fasilitas promosi, kemudahan akses pembiayaan, dan pelatihan berkelanjutan berbasis digital.

Baca juga: Pasar Klewer Solo, Sentra Batik Legendaris yang Tetap Hidup di Tengah Kota Surakarta

Rycko menilai, Kampung Batik Laweyan merupakan contoh nyata kawasan industri kreatif yang telah berhasil menjaga kelestarian budaya sekaligus beradaptasi dengan perkembangan zaman. Namun, tantangan tetap ada, mulai dari persaingan dengan produk printing, keterbatasan akses pasar, hingga regenerasi perajin.

“Aspirasi para perajin harus benar-benar tersampaikan dan ditindaklanjuti. Dukungan konkret seperti pelatihan kreasi motif, revitalisasi peralatan produksi, dan digitalisasi pemasaran menjadi kebutuhan mendesak,” tegasnya.

Ia turut menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Surakarta yang dinilai berhasil dalam pengelolaan sektor budaya dan ekonomi kreatif. Menurutnya, daerah dengan skala wilayah relatif kecil namun memiliki kekuatan APBD seperti Surakarta dapat menjadi model pengembangan industri berbasis kearifan lokal di tingkat nasional.

“Ini bisa jadi role model bagi daerah lain. Sinergi pemerintah daerah dan pusat dalam mendukung UMKM dan industri kreatif harus diperkuat agar batik tidak hanya dikenal sebagai warisan budaya, tapi juga sebagai kekuatan ekonomi bangsa,” pungkas Rycko. (*)

Baca juga: Diplomasi Batik Menperin dan Warisan Budaya Bangsa

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan