Ibadah Haji 2025
Kemenag Klaim Telah Tegur Maskapai Saudi Airlines yang Membuat Perjalanan Haji jadi 19 Jam
Kepada awak media, Hilman menyebut pihak penerbangan yang membawa jamaah haji embarkasi Jakarta-Bekasi tersebut memang memiliki kendala teknis.
Penulis:
Rizki Sandi Saputra
Editor:
Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Agama RI (Kemenag) menyatakan, telah menegur pihak maskapai penerbangan Saudi Airlines seraya meminta konfirmasi soal perjalanan ibadah haji dari Indonesia ke Arab Saudi dengan rentang waktu 19 jam.
Hal itu disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag RI Hilman Latief usai rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI.
Kepada awak media, Hilman menyebut pihak penerbangan yang membawa jamaah haji embarkasi Jakarta-Bekasi tersebut memang memiliki kendala teknis.
"Kemarin kita sudah minta keterangan resmi ya, kalau ada masalah teknis, mereka sudah memberikan laporan kepada kita, mereka mendarat dua kali (pertama) di India, kemudian di Dammam ya, kemudian lanjut lagi ke Madinah," kata Hilman kepada awak media di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (19/5/2025).
Meski alami kendala teknis, namun dirinya memastikan kalau seluruh jamaah haji yang diangkut menggunakan pesawat yang dimaksud, tidak mengalami persoalan apapun.
Dirinya juga memastikan kalau rentang waktu tempuh yang terjadi saat itu, tidak terlalu lama dari penerbangan normal.
"Ya Alhamdulillah jamaahnya sampai dengan selamat dan juga durasi waktunya tidak terlalu jauh," kata dia.
Terkait dengan persoalan atau masalah yang timbul saat mengangkut jamaah haji, Hilman mengatakan, pemerintah Indonesia telah memiliki perjanjian dengan seluruh pihak maskapai termasuk Saudi Airlines.
Adapun setiap perjanjian itu kata dia, memiliki konsekuensi terhadap keterlambatan ketibaan pesawat di bandara tujuan.
Saat ini, Indonesia memiliki tiga maskapai penerbangan untuk mengangkut jamaah haji tahun 2025, yakni Garuda Indonesia, Lion Air dan Saudi Airlines.
Baca juga: Layanan Kesehatan Jamaah Haji: 90 Ton Obat dan 28 Dokter Spesialis Siaga di Kota Makkah
"Saudia, berarti ada masalah teknis, dan kita sudah punya perjanjian terkait dengan konsekuensi, bila ada terjadi kelambatan yang misalnya 2 jam konsekuensinya apa, 4 jam apa, kita sudah berkontrak sama mereka dan kita akan selesaikan," tandas dia.
Sebelumnya, Anggota Komisi VIII DPR RI Selly Andriany Gantina menyoroti soal polemik perjalanan jamaah haji Indonesia ke Arab Saudi yang memakan waktu tempuh selama 19 jam.
Pernyataan itu disampaikan Selly saat rapat kerja dengan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama RI (Kemenag) Hilman Latief.
Mulanya, Selly menyampaikan kalau ada kondisi di mana jamaah haji dengan penerbangan dari kelompok terbang 23 embarkasi Jakarta Bekasi dari Soekarno Hatta.
"Mereka mengalami keterlambatan terlambatnya bukan 1-2 jam tapi mereka sudah terbang, kemudian mereka ditransitkan di India karena ada technical machine, Kemudian setelah naik lagi mereka juga transit lagi, kedua kalinya," kata Selly dalam rapat di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (19/5/2025).
Adapun lokasi pesawat tersebut transit yang dimaksud Selly yakni di Bandara Bangalore di India dan Bandara Dammam di Arab Saudi sebelum akhirnya ke Madinah
Peristiwa tersebut kata dia, didasarkan pada prosesi pergantian kru pesawat yang membawa rombongan jemaah.
"Kaitan dengan penerbangan, tolong Pak Dirjen sampaikan kepada kami, kaitan dengan informasi bahwa Saudi akhirnya transit di Dammam atau di mana? Akibat harus melaporkan tentang kru pesawat tersebut, perasaan gak ada log pak, pesawat yang harus melaporkan kru dan dia transit dulu ke situ," kata dia.
Kondisi tersebut disayangkan oleh pihaknya, lantaran jamaah yang ikut dalam penerbangan tersebut ada di antaranya merupakan lansia.
Dirinya lantas menyinggung soal kebijakan penggantian kru yang dimana menurut dia, tidak perlu melibatkan banyak jamaah.
"Ini hampir sampai dengan 15, 19 jam dan yang kita pikirkan adalah lansia bagaimana dengan mereka ini menjadi catatan saya," kata dia.
Terhadap kondisi ini, Selly meminta agar Kemenag memberikan teguran atau bahkan Punishment terhadap perusahaan maskapai yang dimaksud yakni Saudi Airline.
"Intinya begini Pak pimpinan, izin pimpinan, kalo alasan dia kan dia sudah transit India kemudian dia transit lagi hanya gara-gara ganti kru itu harusnya jangan mengorbankan jemaah, hanya untuk mengganti kru nah ini harus ada punishment juga ni buat Saudi," kata dia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.