Kamis, 18 September 2025

Ibadah Haji 2025

Semangat Baharudin, Jemaah Haji Tuna Netra Asal Tolitoli

Kisah Baharudin, jemaah haji tuna netra asal Tolitoli, berjuang dengan semangat tinggi demi panggilan suci ke Makkah.

|
Penulis: Dewi Agustina
Editor: Glery Lazuardi
Media Center Haji?MCH 2025/Dewi Agustina
HARAPAN BISA MELIHAT - Baharudin Ratuamas, salah satu jemaah lansia Kloter BPN 10 di Gate E Bandara Internasional King Abdul Azis, Jeddah, Arab Saudi, Rabu (21/5/2025) siang. Baharudin berharap panggilan berhaji dapat membuatnya kembali bisa melihat. 

TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH -  Baharudin Ratuamas, pensiunan guru dan jemaah haji tuna netra asal Tolitoli, Sulawesi Tengah, menunjukkan semangat luar biasa saat menjalani ibadah haji tahun ini. 

Meski sudah kehilangan penglihatan sejak 2014 akibat penyakit glaukoma, Baharudin tetap teguh menunaikan panggilan rukun Islam kelima dengan penuh harapan dan doa.

Pesawat Garuda Indonesia GA 4110 yang membawa Baharudin bersama 355 jemaah lainnya dari kloter BPN 10 mendarat dengan lancar di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Rabu (21/5) siang waktu setempat.

Sesaat setelah tiba, Baharudin tampak duduk sendirian di kursi rodanya di Gate E sambil menunggu diantar oleh petugas bandara ke bus yang akan membawa rombongan menuju Makkah.

Kondisi Baharudin yang tidak bisa melihat membuatnya sempat kebingungan saat pertama kali tiba, terutama karena kendala bahasa dengan petugas Arab Saudi yang membantunya.

“Tadi pas datang bahasa Arab semua, sementara saya tidak melihat, saya jadi bingung,” ungkap Baharudin saat disambangi tim Media Center Haji (MCH 2025).

Baca juga: Tips Agar Jemaah Haji Merasa Aman dan Tidak Bingung ketika di Masjidil Haram

Perjalanan Panjang Penuh Harapan

Baharudin memulai niat berhaji sejak Januari 2013, saat kondisinya masih sehat. 

Namun, setahun kemudian, penglihatannya mulai terganggu dan akhirnya tidak bisa melihat sama sekali.

Setelah memeriksakan diri ke dokter, Baharudin didiagnosis menderita glaukoma. Meski sempat ingin menjalani operasi, dokter saat itu tidak mengizinkan.

“Saya tidak bisa melihat sejak 2014. Saya minta bantuan untuk operasi supaya bisa melihat, tapi dokter tidak berani waktu itu,” katanya.

Meski begitu, semangat Baharudin tidak pudar. Ia percaya bahwa panggilan haji ini adalah kesempatan istimewa dan berharap ada keajaiban.

“Mudah-mudahan dengan panggilan haji ini saya bisa melihat lagi. Siapa tahu Allah memudahkan dan mengabulkan doa saya,” harapnya.

 

Dukungan dan Perhatian dari Petugas dan Keluarga

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan