Ibadah Haji 2025
VIDEO 90,07 Persen Jemaah Haji Reguler RI Sudah Tiba di Arab Saudi: Sisanya Berangkat Hingga 31 Mei
90,07 persen dari total 203.320 jemaah haji reguler Indonesia telah tiba di Arab Saudi.
Penulis:
Dewi Agustina
Editor:
Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH – Menjelang puncak ibadah haji 2025, sebanyak 90,07 persen dari total 203.320 jemaah haji reguler Indonesia telah tiba di Arab Saudi.
Dari jumlah tersebut, sekitar 39.852 jemaah adalah lanjut usia (lansia).
Data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga hari ke-27 operasional haji menyebut sebanyak 470 dari 525 kloter telah mendarat di Tanah Suci, dengan sisa kloter akan diberangkatkan secara bertahap hingga 31 Mei 2025 mendatang.
Kepadatan jemaah mulai terasa, terutama di Kota Makkah dan Masjidil Haram.
Suasana mulai berubah, jalanan padat, hotel penuh, dan kawasan pelataran Masjidil Haram kini dipenuhi jemaah dari berbagai negara seperti India, Bangladesh, Turki, Pakistan, Nigeria dan Indonesia.
Keamanan Diperketat
Berdasarkan pantauan Tribunnews di lapangan, akses masuk ke Kota Makkah dijaga ketat oleh petugas (askar) Arab Saudi.
Setiap kendaraan dari arah Jeddah yang hendak memasuki kawasan Makkah dihentikan di sejumlah pos pemeriksaan, yang bentuknya mirip gerbang tol di Indonesia.
Petugas akan memeriksa satu per satu penumpang dan meminta mereka menunjukkan Kartu Nusuk, identitas digital wajib bagi jemaah haji.
Kartu ini kemudian di-scan (dipindai) untuk memastikan keabsahan dan izin akses masuk ke wilayah Tanah Haram.
Kartu Nusuk berfungsi sebagai paspor haji digital, digunakan untuk mengakses layanan perhajian termasuk di Masjidil Haram serta wilayah Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina).
Tanpa kartu ini, jemaah tidak dapat mengikuti berbagai tahapan ibadah secara resmi.
Imbauan
Seiring meningkatnya kepadatan di Masjidil Haram, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengeluarkan imbauan kepada jemaah Indonesia untuk membatasi pelaksanaan umrah sunnah berulang.
Langkah ini bukan tanpa alasan. Selain untuk menghindari kelelahan fisik, kondisi Masjidil Haram yang padat dan suhu ekstrem yang mencapai 41–43 derajat Celsius di siang hari, berisiko memperburuk kondisi kesehatan jemaah—khususnya para lansia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.