Ibadah Haji 2025
Suhu Diperkirakan 50 Derajat Celcius Saat Wukuf di Arafah, Berikut Tips Cegah Terserang Heatstroke
Pada puncak haji itu, suhu udara di Kota Makkah diperkirakan mencapai 50 derajat celcius. Kepala BPOM bagikan tips untuk terhindar dari heatstroke.
Penulis:
Dewi Agustina
Editor:
Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JEDDAH - Pemerintah Arab Saudi telah menetapkan tanggal 5 Juni 2025 sebagai puncak ibadah haji 1446 Hijriah atau 2025 Masehi.
Pada puncak haji itu, suhu udara di Kota Makkah diperkirakan mencapai 50 derajat celcius.
Cuaca ekstrem ini menjadi satu perhatian pada penyelenggaraan ibadah haji tahun ini.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yang juga Anggota Amirul hajj Prof Dr Taruna Ikrar, mengatakan suhu 50 derajat celcius ini tergolong tinggi untuk daya tahan manusia.
Karena angka yang bisa ditolerir oleh tubuh manusia adalah 40 derajat celcius.
Ini artinya ada kelebihan 10 derajat celcius.
Baca juga: 4 Artis yang Daftar Haji Furoda: Kimberly Ryder Gagal Berhaji, Ivan Gunawan Sudah Tiba di Tanah Suci
"Kelebihan 10 derajat celcius ini, bersifat ekstrem. Dan kalau kita tidak hati-hati, bisa terjadi yang disebut dengan heatstroke," kata Taruna Ikrar kepada Media Center Haji (MCH 2025) di Kantor Urusan Haji, Jeddah, Jumat (30/5/2025).
Heatstroke adalah kondisi di mana karena cuaca ekstrem menyebabkan pembuluh darah tiba-tiba melebar, melebihi biasanya sehingga tekanan darah drop.
Jika tekanan darah drop, akan mengakibatkan seseorang pingsan.
Baca juga: Pesawat yang Akan Angkut Jemaah Haji di Yaman Ditembak Israel
"Bahkan jika diikuti dengan berbagai penyakit-penyakit yang sudah ada, hal ini bisa bersifat fatal," katanya.
Lalu bagaimana cara mencegah agar terhindar dari heatstroke?
Taruna Ikrar mengatakan jemaah haji diimbau untuk memperbanyak minum air putih atau air zamzam.
"Beberapa cara untuk mencegah heatstroke, yang pertama kita banyak minum air putih, atau air mineral atau air zamzam. Dengan banyak minum itu, pelebaran pembuluh darah diikuti dengan pertambahan volume darah. Karena airnya bertambah, dan itu menyebabkan sebuah keseimbangan dalam tubuh kita sehingga heat stroke bisa dicegah," kata Taruna Ikrar.
Kemudian jika jemaah merasakan pusing atau sakit kepala lebih baik beristirahat sejenak.
Istirahat dapat dilakukan di dekat pepohonan atau gedung, karena itu bisa mengurangi rasa panas.
Kemudian jika jemaah haji ada riwayat heatstroke sebaiknya melakukan umrah atau aktivitas pada malam hari, karena pada malam hari suhu menurun dibandingkan pada siang hari.
"Tiga hal itu yang bisa saya berikan sebagai tips untuk mencegah terjadinya heat stroke," ujarnya.
Jika ada jemaah yang terkena heatstroke, bagaimana pertolongan pertama untuk jemaah tersebut?
Taruna mengatakan jemaah sebaiknya dibaringkan di tempat yang agak sejuk.
"Cara kedua, jemaah diberi udara yang lebih segar," ujarnya.
Selanjutnya jika jemaah masih dalam keadaan sadar, diberi air minum lebih banyak.
"Dan terakhir bisa dipijitin apakah punggungnya atau kakinya, itu bisa menambah untuk memacu sistem saraf kita untuk merangsang sistem pembuluh darah kita untuk aktif lagi," katanya.
Ataupun bisa dikompres dengan air dingin.
Suhu Tubuh Meningkat
Sengatan panas atau heatstroke, dikenal juga dengan istilah sunstroke, merupakan suatu jenis penyakit panas parah yang membuat suhu tubuh meningkat hingga 40 C dan membuat kondisi kebingungan.
Serangan bisa terjadi secara tiba-tiba ataupun secara bertahap.
Komplikasi yang bisa terjadi antara lain kejang, rhabdomyolysis, atau gagal ginjal.
Untuk diagnosis serangan panas umumnya berdasarkan gejala.
Kondisi ini merupakan jenis hipertermia.
Penyebab
Serangan panas bisa disebabkan tingginya suhu eksternal atau adanya aktivitas fisik yang berisiko.
Faktor risiko dari serangan panas seperti gelombang panas, tingginya kelembaban, penggunaan obat-obatan seperti golongan obat diuretik, golongan beta blocker, atau konsumsi alkohol, adanya riwayat sakit jantung, dan memiliki kelainan kulit.
Kejadian serangan panas yang tidak berkaitan dengan aktivitas fisik umumnya bisa terjadi pada orang-orang yang memiliki usia ekstrem atau sudah memiliki masalah kesehatan yang bersifat jangka panjang.
(Media Center Haji/MCH 2025/Dewi Agustina)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.