Ibadah Haji 2025
VIDEO Suasana Pasar Kaget Tempat Oleh-oleh di Makkah: Pedagangnya Bisa Bahasa Sunda
Mereka fasih menggunakan Bahasa Indonesia hingga Bahasa Sunda untuk menarik hati pembeli.
Penulis:
Dewi Agustina
Editor:
Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH – Kawasan Syisyah, Kota Makkah, kini menjadi salah satu titik favorit jemaah haji asal Indonesia.
Tak hanya sebagai lokasi pemondokan, area ini juga ramai karena kehadiran “pasar kaget” yang menjual berbagai oleh-oleh khas Tanah Suci.
Uniknya, para pedagang lokal di Syisyah sudah sangat piawai melayani pembeli asal Indonesia.
Mereka fasih menggunakan Bahasa Indonesia hingga Bahasa Sunda untuk menarik hati pembeli.
Beragam dagangan pun dijajakan, mulai dari kurma, sajadah, abaya, songkok, hingga cokelat.
Harga yang ditawarkan pun tergolong ramah di kantong, membuat pasar kaget ini selalu dipadati jemaah.
Sementara itu, jemaah haji asal Indonesia tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi puncak ibadah haji, yakni wukuf di Arafah yang dijadwalkan pada 9 Zulhijjah (5 Juni 2025).
Rencananya, seluruh jemaah akan diberangkatkan ke Arafah mulai Rabu (4/6/2025).
Lonjakan Volume Kiriman Jemaah Haji
PT Pos Indonesia mencatat, lonjakan volume kiriman jemaah haji Indonesia ke Tanah Air mencapai 105 ton.
Direktur Bisnis Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia, Tonggo Marbun mengatakan, meskipun jemaah haji asal Indonesia masih menjalani rangkaian ibadah haji di Tanah Suci, oleh-oleh mereka sudah lebih dulu tiba di kampung halaman.
Hingga akhir Mei 2025, volume kiriman oleh-oleh yang dikirim melalui layanan Kargo Haji Pos Indonesia telah tembus lebih dari 4.822 koli atau setara 86,352 ton.
Menurut Tonggo, tradisi belanja oleh-oleh jemaah haji masih sangat kuat sehingga banyak jemaah mengalami kelebihan bagasi saat akan kembali ke Indonesia.
Tahun ini, Pos Indonesia mengerahkan 80 petugas khusus di Makkah dan Madinah, yang secara mobile melayani pengambilan kiriman dari jemaah di berbagai titik strategis seperti hotel dan pusat oleh-oleh.
Seja awal Mei, petugas sudah mulai mengumpulkan dan mengirimkan barang-barang seperti pakaian, tas, sajadah, makanan khas, hingga permadani.
Adapun mayoritas kiriman datang dari Madinah. Tonggo mengatakan pihaknya menargetkan seluruh kiriman bisa sampai alamat tujuan maksimal dalam 21 hari.
Kiriman-kiriman tersebut diproses melalui International Processing Center (IPC) Jakarta Grha Pos.
Sejak kiriman perdana yang masuk pada 13 Mei hingga 2 Juni 2025, tercatat 86 ton kiriman telah tiba di IPC dan langsung didistribusikan ke berbagai daerah, terutama wilayah Indonesia bagian timur.(Tribunnews/Dewi Agustina)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.