Kamis, 21 Agustus 2025

Ibadah Haji 2025

Profesi WNI yang Meninggal di Gurun Makkah Terungkap, Ini Alasannya Nekad Berhaji Tanpa Visa Resmi 

Terungkap profesi SM, WNI yang meninggal dunia di area Gurun di Makkah Arab Saudi .  Juga alasannya nekad berhaji tanpa visa resmi.

Saudipedia
MENINGGAL DI GURUN PASIR -Terungkap profesi SM, WNI yang meninggal dunia di area Gurun di Makkah Arab Saudi .  Juga alasannya nekad berhaji tanpa visa resmi. 

TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN - Terungkap profesi SM, SM, Warga Negara Indonesia (WNI) yang meninggal dunia di area Gurun di Makkah Arab Saudi

Universitas Islam Madura (UIM) membenarkan jika SM adalah seorang dosen di Perguruan Tinggi ini. 

Baca juga: Terungkap Identitas SM, WNI yang Meninggal di Gurun Arab Saudi saat Akan Berhaji dengan Visa Ziarah

SM adalah Syukron Mahbub. Usianya 42 tahun. 

Saat ini jabatannya Kepala Program Studi (Kaprodi) Hukum Keluarga Islam.

SM dikabarkan meninggal dunia di gurun Saudi Arabia saat hendak naik haji pergi ke Makkah pada Jumat (27/5/2025).

SM tinggal di Desa Blumbungan, Kecamatan Larangan Kabupaten Pamekasan, Madura

 

Baca juga: Sosok SM, WNI yang Tewas di Tengah Gurun Pasir usai Coba Haji Ilegal, Memaksa Masuk ke Mekkah


Rektor UIM, Ahmad mengaku terkejut ketika mendapat informasi rekan kerjanya, Syukron Mahbub yang dikabarkan meninggal dunia di sekitar Tan'im saat hendak naik haji pergi ke Makkah.

Tan'im merupakan sebuah kawasan yang terletak di barat laut Masjidil Haram, antara Makkah dan Sarif.


Pamitan ke Rektor, Terungkap Alasan SM Nekad Berhaji Ilegal

Sebelum dikabarkan meninggal, Syukron kata Ahmad sekitar April 2025 sempat berbincang santai dengan Rektor UIM, Ahmad. 

Perbincangan yang dibahas saat itu seputar rencana Syukron yang berpamitan akan berangkat haji.

PROFESI SM HAJI ILEGAL
PROFESI WNI - Terungkap profesi SM, WNI yang meninggal dunia di area Gurun di Makkah Arab Saudi .  Juga alasannya nekad berhaji tanpa visa resmi.


Ahmad mengaku sedesa dengan Syukron.

Kata dia berdasarkan informasi yang beredar, rekan kerjanya tersebut berangkat haji non kloter resmi dari Kemenag alias melalui jalur ilegal.

Dari perbincangan itu terungkap cara SM bisa berangkat haji cepat.

Ternyata, SM nekad berhaji meski tanpa visa haji resmi karena memilki saudara di Makkah.  


"Saya tanya naik haji yang cepat atau bagaimana? Lalu beliau bercerita bahwa punya keluarga dan kenalan di Makkah," kata Ahmad, Rabu (4/6/2025).


Mendengar cerita Syukron yang demikian, Ahmad langsung memberikan nasihat agar berhati-hati jika akan berangkat haji.

Alasannya karena saat ini pengawasan jemaah haji yang akan masuk ke Makkah lebih ketat dari tahun sebelumnya.

Berdasarkan informasi, Pemerintah Arab Saudi tahun ini memperketat pemeriksaan untuk mencegah masuknya jemaah haji ilegal.

"Lalu beliau menjawab oh ya saya dengar. Mudah-mudahan selamat," cerita Ahmad.

Mengakhiri perbincangan itu, Ahmad mendoakan rekan kerjanya di kampus UIM itu selamat dan selalu berhati-hati saat perjalanan menuju Makkah.

Selain itu, Ahmad kembali menasihati Syurkon agar berhati-hati memilih travel haji karena banyak yang bermasalah atau ilegal.

"Saya tanya tanggal berapa berangkat pak? Rencana tanggal 25 April 2025 kata beliau," ungkap Ahmad.

Kabar SM Sempat Umrah di Makkah

Ahmad mengaku tidak ada kontak komunikasi lanjutan antara dia dengan Syukron saat berangkat ke Makkah.

Hanya saja sekilas dia mendapat informasi bahwa rekan kerjanya itu sudah sampai di Makkah dan sedang melaksanakan ibadah Umrah pertama.

"Setelah itu tidak ada kabar lagi, kita seperjuangan dan sepertemanan tetap mendoakan semoga selamat, dan sehat," ujar Syukron.

Dia mengimbau dan meminta kepada pemerintah agar selektif pada travel haji agar tidak terjadi kejadian serupa di tahun berikutnya.

 

Hukuman untul yang Mencoba Haji Ilegal


Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah meminta warga negara Indonesia (WNI) bersikap bijak terhadap perintah Allah SWT dalam berhaji. Termasuk tidak menghalalkan segala cara demi ikut ibadah haji.

 

Hal ini disampaikan KJRI lantaran mendapati beberapa WNI yang sengaja menginap lebih panjang di hotel wilayah Jeddah untuk ikut haji tanpa visa resmi pemerintah Arab Saudi.

Ribuan peziarah mendaki Jabal Rahmah. Di puncaknya terdapat tugu persegi setinggi kurang lebih tujuh meter.
Ribuan peziarah mendaki Jabal Rahmah. Di puncaknya terdapat tugu persegi setinggi kurang lebih tujuh meter. (TRIBUNNEWS.COM/YOGI GUSTAMAN)

“Untuk teman - teman sekali lagi kami mengimbau bijaklah dalam menyikapi perintah Allah dalam berhaji,” kata Konsul Jenderal RI di Jeddah, Yusron B. Ambary dalam video pernyataan yang diterima Tribunnews.com, Selasa (3/6/2025).

 

Mereka yang sengaja menginap menanti momentum untuk masuk ke Arafah ketika puncak haji tiba.

 

Yusron meminta para WNI yang hendak punya niatan mencoba-coba peruntungannya itu agar berpikir ulang. 

 

Ini karena otoritas keamanan Arab Saudi semakin memperketat dan menggiatkan razia terhadap cara - cara ilegal warga dunia yang mau beribadah haji tak sesuai prosedur.

 

Otoritas Arab Saudi mengatur sanksi kepada mereka yang melanggar, diantaranya denda 20 ribu Saudi Riyal atau setara Rp87 juta, kurungan penjara, deportasi hingga pencekalan selama 10 tahun larangan menginjak Tanah Arab.

 

“Sekali lagi KJRI mengimbau bagi warga negara Indonesia yang sudah berada di Saudi dan ingin masuk ke Arab Saudi, ingin melaksanakan umrah tanpa menggunakan tasrih haji, untuk berpikir ulang karena memang keamanan Arab Saudi saat inj semakin diperketat dan ancaman hukuman tidak main - main bagi warga yang melanggar,” katanya.

“Jangan sampai uang hilang, haji melayang,” tutup Yusron.

Sumber : TribunMadura.com/Tribunnews.com 

 

Berita Terkait

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan