Selasa, 7 Oktober 2025

Catatan dari Korsel

Orang Korea Pilih Bunuhdiri di Sungai Han

BANYAK puja-puji yang diungkapkan lewat lagu untuk sebuah sungai. Sebut di antaranya Bengawan Solo, Sebiduk di Sungai Musi

Penulis: Uki M Kurdi
Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto Orang Korea Pilih Bunuhdiri di Sungai Han
net
Sungai Han

Negeri dengan penduduk sekitar 48.4 juta jiwa ini memang masuk ke dalam jajaran empat Macan Asia Timur. Kesuksesan ekonomi Korsel itu digapai pada tahun 1980-an ketika PDB mencapai 230 miliar dolar AS.

Jumlah ini kira-kira 20 kali lipat dari Korea Utara dan sama dan sejajar dengan negara-negara di Uni Eropa. Dunia menamakan keberhasilan ekonomi Korsel ini dengan sebutan “Keajaiban di Sungai Han.”

Korsel yang berubah wajah menjadi negeri kapitalis tak lepas dari kepemimpian Presiden Park Chung-hee (1961-1979) yang sangat militeristik. Namun, Chung-hee sering dituding sebagai “ibu kandung” atas lahirnya para chaebol (konglomerat).

Di antara para chaebol yang hinggi kini berjaya dengan bendera konglomerasinya, misalnya: Samsung Electronics, LG Electronics, Hyundai Motor Company, POSCO, KB Financial Group, Shinhan Financial Group, dan Samsung Life Insurance.

Hampir seluruh sendi kehidupan orang Korsel sangat tergantung pada asuransi. Tanpa asuransi, celakalah dia. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang pesat juga memacu bangsa Korea untuk bekerja keras. Kebutuhan akan modal usaha menjadi tak terelakkan.

Para konglomerat finansial dan bankir terus memacu penduduk untuk tergantung hidupnya pada pinjaman. Sementara itu orang tidak bisa menabung di bank karena tabungan deposito tidak diberi bunga sema sekali.

Sebaliknya bila ada yang mau menabung maka dikenakan pajak yang tinggi.

Hubungan bank, lembaga finansial dengan nasabah, dijalankan secara efisien dan praktis. Semua urusan dikerjakan lewat email, sehingga tidak ada antrean nasabah. Tidak seperti di Indonesia dimana bank dan lembaga finansial disimbolkan dengan gedung megah menjulang tinggi mencakar langit, di Korsel kantor-kantor bank hanya berbentuk kios-kios kecil yang banyak tersebar dimana-mana hingga ke pelosok.

Krisis finansial yang melanda Asia tahun 1997 membuat Korsel limbung. Disusul kemudian krisis serupa yang melanda dunia sejak dua tahun lalu, membuat Korsel tersendat laju pertumbuhan ekonominnya turun 2 persen, meski dalam posisi tetap survive.

Efek sosial yang segera terjadi adalah melonjaknya kejahatan jenis white colar seperti kejahatan asuransi, dan tentu banyak pula yang pilih bunuh diri di Sungai Han.

Ketika hendak meninggalkan Korea Selatan,
subuh hari di bawah suhu udara minus 20 derajat Celcius, dengan menggunakan bus, saya meluncur ke Bandara Incheon dari hotel bintang empat yang saya tempati di down town kota Seoul.

Untuk menuju Bandara Internasional Incheon saya harus menyeberang Sungai Han di atas Olympic Bridge.

Ketika melintas di atas jembatan yang dibangun saat Korsel jadi tuan rumah olimpiade tersebut, saya sempatkan menerawang lewat jendela bus ke Sungai Han. Siapa tahu saya sedang beruntung, ada orang Korea yang meloncat dari jembatan nyebur ke dalam Sungai Han, bunuhdiri. Namun, ternyata saya sedang tidak beruntung.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved