Terungkap Alasan Pemerintah Tiongkok Hapus Kebijakan Satu Anak
Faktor ekonomi dan menyusutnya populasi menjadi penyebab mengapa pemerintah Tiongkok menghapus kebijakan satu keluarga satu anak.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania Christine
TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Faktor ekonomi dan menyusutnya populasi menjadi penyebab mengapa pemerintah Tiongkok menghapus kebijakan satu keluarga satu anak.
Dikutip dari NBC News, pesatnya perekonomian Tiongkok menjadi kunci utama penyebab pemerintahnya menghapus kebijakan yang sudah diberlakukan selama 35 tahun ini.
Awalnya, kebijakan itu diberlakukan untuk merespon ledakan jumlah penduduk yang terjadi di Tiongkok. Namun, melihat hasilnya sekarang, kebijakan itu malah membuat populasi menyusut.
Populasi menyusut itu kemudian memberikan dampak buruk bagi perekonomian negara tersebut, seperti kurangnya generasi muda yang menempati lapangan kerja berupah rendah.
Selain itu, melihat tradisi masyarakat Tiongkok, di mana seorang anak harus hormat dan merawat orangtuanya, anak tersebut jadi harus menanggung sendiri 'beban' untuk merawat kedua orangtuanya, sebab ia tak punya saudara.
Hal-hal tersebut menimbulkan Tiongkok tidak lagi menjadi negara berorientasi pada produksi, namun konsumsi. Seperti yang disebutkan, tenaga kerja jadi berkurang, tetapi tanggungan konsumsi bertambah.
Tak hanya membuat populasi menyusut, Washington Post mengatakan kebijakan satu anak juga membuat adanya ketidakseimbangan rasio jenis kelamin.
Jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan dikatakan lebih sedikit ketimbang yang laki-laki, karena banyak keluarga tradisional Tiongkok yang cenderung selektif memilih jenis kelamin anak.
Kamis (29/10/2015), Tiongkok memutuskan untuk menghapus kebijakan satu anak, yang sebelumnya kerap disebut kebijakan kontroversial dan dituduh menjadi penyebab maraknya aborsi dan penjualan anak di Tiongkok. (NBC News/Washington Post)