Muhammad Ali Meninggal Dunia
Keluarga Muhammad Ali Akan Adakan Shalat Jenazah
Ali bukanlah pemimpin Muslim besar pertama yang mendapat upacara publik di Amerika Serikat.
Editor:
Hasanudin Aco
"Yang terpenting adalah shalat dilakukan secara benar."
Gianotti mengatakan dalam wawancara lewat telepon bahwa ia dan tiga orang lain -- dua Muslim dari Phoenix dan Imam Zaid Shakir, cendekiawan Muslim terkemuka yang akan memimpin shalat hari Kamis -- telah memandikan dan membungkus jenazah Ali sehari setelah kematiannya.
Jenazah dibungkus kain kafan "untuk mengingatkan mereka yang masih hidup bahwa ketika lahir, manusia tidak membawa uang dan mati pun tidak membawa uang. Yang terpenting adalah menjalani hidup secara sederhana atau berbuat baik," ujar Imam Yahya Hendi, ulama di Georgetown University dan spesialis studi Islam.
Bukan yang Pertama
Ali bukanlah pemimpin Muslim besar pertama yang mendapat upacara publik di Amerika Serikat.
Ketika Malcolm X dibunuh tahun 1965, sedikitnya 14.000 orang datang melihat jenazahnya, sementara beberapa ribu berbaris di jalan dalam pemakamannya yang berlangsung secara Islam dan ditayangkan di televisi. Penyelenggara membagikan buklet yang menjelaskan ritual Muslim tersebut, menurut laporan dari The Boston Globe.
Jandanya, Betty Shabbazz, meninggal tahun 1997 dan mendapat upacara pemakaman di sebuah masjid di New York dan acara memorial di Gereja Riverside yang menarik tokoh-tokoh besar, termasuk perwakilan Gedung Putih, selain ribuan warga yang berduka cita.
Upacara pemakaman dengan skala lebih kecil diadakan tahun 2008 di pinggiran kota Chicago untuk Imam W.D. Mohammed, yang dianggap salah satu pemimpin penting Muslim di Amerika utara, yang menarik ribuan warga kulit hitam keluar dari Nation of Islam ke dalam ajaran Islam arus utama.
Namun tetap saja tidak ada yang seterkenal Ali, atau memiliki akses teknologi yang dapat membuat audiens global bisa melihat shalat jenazah untuknya.
"Saya kira signifikansi Muhammad Ali, apa yang ia wakili, pengorbanannya, sikap yang ia ambil, ketenangannya dalam menerima penyakitnya -- semua hal ini dan masih banyak lagi -- memperbesar posisinya sampai masyarakat mencintainya," ujar Shakir, yang telah bekerjasama dengan keluarga Ali selama bertahun-tahun.
Ali telah merencanakan pemakamannya untuk merefleksikan keinginannya agar "orang-orang berkumpul dan berpeluang mengapresiasi cinta dan perdamaian dan persatuan yang dapat ditimbulkan oleh sebuah jiwa besar." [hd]
Sumber: VOA Indonesia