Manusia Purba Mata Menge Jauh Lebih Purba dari 'The Hobbit' Temuan di Flores
Dia pun mulai menjelaskan fosil yang ditemukan di lokasi bernama Mata Menge di Flores.
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, SYDNEY - Fosil manusia kerdil yang jauh lebih purba di temukan tim peneliti yang dipimpin ilmuwan Australia Dr Gert van den Bergh di Flores.
Fosil manusia kerdil purba ini diperkirakan berasal dari era 700 ribu tahun silam, jauh lebih tua dari Homo floresiensis "The Hobbit" yang ditemukan sebelumnya.
Manusia kerdil yang merupakan sepupu manusia modern ini tingginya hanya sekitar 1 meter.
Diperkirakan berasal dari masa setengah juta tahun lebih purba dibandingkan manusia hobbit yang ditemukan di Flores satu dekade lalu.
Fosil-fosil manusia tersebut ditemukan pada 8 Oktober 2014, sat melakukan ekskavasi bersama peneliti dari Badan Geologi. Dan hasil temuan ini dimuat dalam Jurnal Nature itu.
Dia pun mulai menjelaskan fosil yang ditemukan di lokasi bernama Mata Menge di Flores.
Kata dia, ditemukan berupa serpihan rahang dan enam gigi dari setidaknya seorang dewasa dan dua anak-anak.
Van den Bergh menjelaskan penemuan ini penting sebab fosil tersebut jauh lebih purba dibandingkan manusia hobbit yang ditemukan di daerah Liang Boa, yang dikenal sebagai Homo floresiensis.
Dia jelaskan tulang-belulang dari Mata Menge, usianya lebih dari setengah juta tahun lebih purba daripada Homo floresiensis - hampir 600 ribu tahun lebih tua daripada tulang-belulang hobbit dari Liang Boa.
"Kita tahu bahwa manusia berada di pulau ini sejuta tahun silam dan hal itu berdasarkan usia artefak batu," kata Dr van den Bergh.
Dengan mengukur usia lapisan batu di atas dan di bawah lokasi penemuan fosil, peneliti bisa memperkirakan usia rata-rata penemuan benda kuno.
Homo floresiensis ditemukan tahun 2004 - bersamaan dengan rilis trilogi film Lord of the Rings - dan sejak itu memicu kekacauan dalam masyarakat sains.
"Ini merupakan mahluk aneh - tingginya hanya 1 meter dengan ukuran otak kecil dan perpaduan karakter primitif dan lebih maju - dan tak seorang pun tahu pasti apa ini dan apa yang harus kami simpulkan," kata Dr van den Bergh.
Dia mengatakan ada sejumlah hipotesa mengenai temuan ini, termasuk bahwa ini merupakan versi kerdil dari Homo erectus atau bahwa ini berasal dari leluhur manusia yang lebih kecil seperti Homo habilis.
"Yang jadi masalah dengan hipotesa itu adalah mahluk-mahluk tersebut tidak pernah ditemukan di luar Afrika," ujarnya.