Senin, 29 September 2025

Parto, Bule Pintar Main Gamelan dan Fasih Bahasa Jawa

Sekitar 30 murid, sebagian besar orang Inggris, mengikuti kelas gamelan yang dibina mas "Parto" ini.

Editor: Johnson Simanjuntak
Kingston University Music Department/BBC Indonesia
Peter Smith alias Parto, pria asal Oxford ini, sudah mengenal gamelan sejak 30 tahun lalu dan pernah mempelajari instrumen musik Jawa ini di kota Solo selama tiga tahun. 

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Seorang guru gamelan di Inggris Peter Smith, yang mengklaim memiliki nama Jawa 'Parto', mengatakan ia selalu merindukan kota Solo, tempat dia belajar instrumen musik Jawa itu.

Setiap kali mengingat kota Solo, Parto mengatakan yang terbayang di benaknya adalah suasana kekeluargaan yang sangat menyenangkan dan selalu dirindukannya.

Guru gamelan yang tinggal di Oxford ini mulai belajar gamelan lebih dari 30 tahun lalu, dan mengatakan selalu menyempatkan diri kembali ke Solo.

"Rencananya satu tahun (tinggal di Solo untuk belajar gamelan), tapi saya tinggal di Solo sampai tiga tahun. Sampai sekarang kangen banget...saya bolak balik (ke Solo) setahun bisa sampai dua kali," kata Peter kepada BBC Indonesia  usai mengajar di Southbank Centre, London, bulan lalu.

"Tinggal di Solo seperti suasana di desa saat saya kecil. Di jalan, ketemu teman dan ngobrol. Saat saya kecil, ke toko dengan ibu tak bisa sebentar. Perjalanan lima menit, bisa setengah jam. Ketemu pak itu, bu itu, ngobrol-ngobrol. Solo ya seperti itu," kata Peter dalam bahasa Jawa.

Kingston University Music Department/BBC Indonesia Aksi "Parto" saat mengajarkan gamelan kepada murid-muridnya di Universitas Kingston, Inggris

Setiap pekan pada Kamis sore Peter mengajar gamelan, dari kelas pemula sampai level lanjut, di Southbank Centre, pusat kebudayaan terbesar di Inggris.

Sekitar 30 murid, sebagian besar orang Inggris, mengikuti kelas gamelan yang dibina mas "Parto" ini.

Sebagian membawa biskuit dan ada juga yang membawa kudapan Indonesia seperti tempe goreng dan dadar gulung untuk dinikmati saat istirahat.

"Dengan makanan seperti ini, suasana Indonesia terasa," kata salah seorang murid Peter.

Pusat kebudayaan Southbank Centre telah berdiri sejak awal tahun 1980-an dengan satu ruangan khusus untuk latihan gamelan.

Di seluruh Inggris saat ini terdapat lebih dari 150 kelompok gamelan.

"Sampai di rumah (Oxford) jam satu pagi," kata Peter setelah selesai mengajar, satu jam menjelang tengah malam saat berjalan menuju sebuah stasiun kereta di London.

Peter mengenang, dia pertama kali belajar gamelan di Unversitas York, tempatnya kuliah sekitar 30 tahun lalu.

"Saya dulu main piano. Saat di Universitas York, ada profesor... yang membeli gamelan dan membawanya ke universitas. Ada ukiran naga, kembang, daun. Seninya indah sekali. Saya langsung senang," kisahnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan