Minggu, 7 September 2025

Cerita sekelompok orang yang tidak percaya Tuhan di Pakistan

Menjadi ateis di Pakistan dapat mengancam hidup. Namun, secara sembunyi-sembunyi, sekelompok orang yang tidak mempercayai Tuhan saling mendukung

Menjadi ateis di Pakistan dapat mengancam hidup. Namun, secara diam-diam, sekelompok orang yang tidak mempercayai Tuhan saling mendukung satu sama lain. Bagaimana mereka bertahan hidup di negara yang menghukum individu penista agama?

Omar memilih tidak percaya kepada Tuhan. Dia adalah salah satu pendiri sebuah grup online tempat berkumpul kalangan ateis di Pakistan.

Meski demikian, di forum online pun mereka harus berhati-hati. Anggota grup ini menggunakan identitas palsu.

"Kami harus hati-hati dengan siapa kami berteman," kata dia.

Seseorang yang menghubungi Omar mengaku telah mengunjungi akun Facebook Omar dan mencetak foto Omar dan keluarganya. "Saya tidak lagi aman," ujarnya.

Di Pakistan, mengirim konten online tentang ateisme memiliki konsekuensi serius. Di bawah Undang-Undang Kejahatan Siber yang baru saja diterbitkan, mengunggah konten yang bersifat menista agama adalah tindakan melanggar hukum.

Pemerintah memasang iklan di surat kabar nasional yang isinya meminta anggota masyarakat untuk melaporkan setiap konten yang diyakini bisa dikategorikan sebagai penistaan agama.

Dan aturan ini sedang ditegakkan. Pada Juni 2017, Taimoor Reza dihukum mati karena mengirim konten penistaan agama di Facebook.


pakistan
BBC
Buku harian seorang ateis di Pakistan

Buku harian seorang ateis Pakistan

"Zahir" adalah aktivis online yang menggunakan media so s ial untuk mengekspresikan ide-ide ateis dan mengomentari politik di Pakistan.

"Buku harian, kini aku sudah membuat empat akun Twitter dalam satu tahun. Yang terakhir diblokir tadi malam. S eberapa kaburnya rincian tentangku atau g ambar umum yang aku gunakan tak menjadi soal . Seolah-olah seseorang terus mengawasiku. Mereka ingin membungkamku."


Akibatnya, para ateis merasa keleluasaan mereka untuk mempertanyakan eksistensi Tuhan terancam.

Omar yakin pemerintah sedang berperang dengan para bloger ateis. "Seorang teman saya biasa menulis untuk melawan fundamentalisme agama," katanya.

"Kami biasanya menjalankan grup [online] bersama-sama. Saya tahu bahwa dia pernah disiksa dengan parah. Begitu Anda diculik, ada kemungkinan besar tubuh ada pulang dalam tas."

"Negara memang melakukannya dengan sengaja, jadi yang tersisa (yang belum diculik), seolah mendapat peringatan bahwa jika Anda melampaui batas Anda akan menghadapi hal seperti ini."

Halaman
123
Sumber: BBC Indonesia
Berita Terkait
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan