Senin, 8 September 2025

Sekelumit Kisah Letnan Irak Memburu Militan ISIS Pembunuh Ayahnya

Bagi seorang letnan angkatan darat Irak ini, operasi militer untuk merebut kota Mosul dari tangan ISIS bukan sekadar tugasnya sebagai seorang tentara

Editor: Adi Suhendi
nena-news.it
Ilustrasi Tentara Irak. 

"Saya harap bisa menemukan buruan saya yang kedua hidup-hidup. Sebab, saya akan memastikan dia tak akan mati dengan cepat sebelum memberitahu di mana jenazah ayah saya dikubur," dia menegaskan.

Risiko bagi Irak

Luapan dendam seperti itu mewarnai operasi militer Irak menghadapi ISIS.

Rasa dendam itu yang memicu banyaknya pembunuhan ekstra judisial terhadap terduga anggota ISIS.

Salah satunya adalah ketika tentara Irak melemparkan para tersangka anggota ISIS dari tebing Sungai Tigris.

Kepada Associated Press, empat perwira Irak dari tiga angkatan yang berbeda mengaku pasukannya memang membunuhi anggota ISIS yang sudah menyerah dan tak bersenjata.

Keempat perwira itu, sama seperti sang letnan tak diketahui namanya, sebab praktik yang mereka lakukan melanggar hukum internasional.

Semua perwira yang diwawancarai Associated Press yakin bahwa perang melawan ISIS harus dikecualikan dari aturan internasional karena kebrutalan kelompok itu.

"Saat warga sipil menunjuk seseorang dan menyebut dia sebagai anggota Daesh (ISIS), ya kami langsung tembak dia," kata perwira itu.

"Saat Anda menghadapi orang-orang yang membunuh teman-teman dan keluarga Anda, maka ya kadang prajurit kami bertindak keras. Namun, semua ini masalah pribadi bagi kami," tambah perwira itu.

Namun, pembunuhan berdasar balas dendam seperti itu berisiko mengembalikan Irak ke dalam siklus kekerasan yang pernah mencengkeram negeri itu.

Periset Human Right Watch di Irak, Belkis Willie mengatakan, ISIS bisa merekrut banyak anggota karena banyak orang yang marah dengan berbagai jenis kekerasa seperti penahanan tanpa alasan, penyiksaan, dan pembunuhan ekstra judisial.

"Jika kekerasan berlanjut maka yang akan terjadi adalah semua pemuda Arab Sunni akan berbondong-bondong bergabung dengan organisasi militan apapun setelah ISIS musnah," ujar Belkis.

Meski militer Irak menegaskan tak mentoleransi aksi kekerasan prajuritnya, Belkis menegaskan, sejauh ini tak ada prajurit atau komandan yang ditahan akibat aksi brutal mereka.

Pertumpahan darah ini menunjukkan betapa perang melawan ISIS ini amat bersifat pribadi bagi para personel militer.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan