Duterte Ancam Usir Seluruh Diplomat Uni Eropa dalam 24 Jam, Ini Alasannya
"Kalian mencampuri urusan dalam negeri karena kami miskin, Kalian memberi uang dan kemudian mengatur apa yang harus dilakukan."
Editor:
Ferdinand Waskita
"Uni Eropa dan Filipina bekerja sama secara konstruktif dan produktif dalam kemitraan yang erat dalam banyak konteks dan wilayah, termasuk, tentu saja, dalam konteks PBB," tambah pernyataan tersebut.
Aliansi Progresif didirikan pada tahun 2013, meliputi berbagai partai dan organisasi dari seluruh dunia.
Ini bukan pertama kalinya Presiden Duterte menyerang UE terkait mengkritik mereka atas aksi keras dan brutal pemerintah dalam memberantas jaringan obat-obatan terlarang.
Tahun lalu, dia melancarkan serangan yang sarat dengan makian terhadap blok tersebut, dengan mengatakan bahwa bekas penguasa kolonial yang munafik seperti Prancis dan Inggris mencoba menebus dosa mereka sendiri.
Baca: Sudah 6 Bulan Kasus Novel Tak Terungkap, Koalisi Masyarakat Sipil Galang Dukungan
Kebijakan Duterte dalam melancarkan pembunuhan di luar hukum dalam perang melawan narkoba memicu kecaman internasional yang meluas.
Polisi Filipina mengatakan bahwa sejak Duterte berkuasa tahun lalu, para petugas polisi telah menewaskan lebih dari 3.850 orang dalam operasi anti-narkoba.
Sebelumnya pada hari Kamis kemarin, presiden menggeser peran polisi dari kepemimpinan dalam perang obat terlarang.
Duterte menggantikannya dengan Badan Pemberantasan Obat-obatan Terlarang menyusul penculikan dan pembunuhan terhadap seorang pebisnis Korea oleh petugas polisi dalam sebuah operasi anti-narkoba.