Selasa, 23 September 2025

Ternyata Sakura Jepang Lain Dengan Sakura Yang Ada di China, Sakura Bisa Tumbuh di Indonesia

Sakura bisa hidup dan berkembang di Indonesia tetapi di dataran tinggi pegunungan dengan suhu sekitar 5-12 derajat Celcius.

Editor: Johnson Simanjuntak
Richard Susilo
Ahli Sakura peneliti Bunga dan tanaman dari Hananokai, Tokyo, Toshihito Arai (kiri) dan Toru Koyama (kanan) 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sakura bisa hidup dan berkembang di Indonesia tetapi di dataran tinggi pegunungan dengan suhu sekitar 5-12 derajat Celcius. Ternyata Sakura juga ada di China tetapi lain dengan Sakura yang ada di Jepang.

"Kalau di China ada sekitar 33 jenis Sakura pada awalnya. Kalau di Jepang ada 12 jenis Sakura pada awalnya. Kini Jepang memiliki sedikitnya 350 jenis macam Sakura beraeka ragam," papar Toshihito Arai, peneliti Institut Penelitian Bunga dan Tanaman Asosiasi Bunga Jepang kepada Tribunnews.com, Selasa (30/10/2018).

Dari semua bunga Sakura itu warnanya umumnya putih dan pink, ada pula merah, kuning dan hijau, sehingga total ada sekitar 5 warna.

"Kalau yang berwarna hijau memang cukup langka tidak banyak seperti warna putih atau pink," ungkap peneliti lain Toru Koyama.

 Sakura berwarna hijau itu antara lain Sonosatoryokuryu, atau Gyoukou shourisokei.

Tribunnews.com pun pernah melihat satu pohon Sakura dengan bunga warna hijau tersebut di sekitar taman Hibiya Tokyo hanya sekali saja setelah itu menghilang tak terlihat lagi sertelah puluhan tahun terakhir ini.

Umumnya Sakura memang mekar ketika musim semi mulai sekitar akhir Maret sampai dengan Mei setiap tahun. Kadang-kadang sampai Juni tergantung perubahan cuaca yang ada, tambah mereka lagi.

Meskipun demikian pula ada Sakura yang muncul dan mekar di musim gugur sekarang ini mulai sekitar awal Oktober sampai dengan November mendatang. nanti musim semi tumbuh lagi dan mekar kembali, dua kali setahun.

Itulah sebabnya dekat kantor Tribunnews.com di Tokyo terlihat saat ini Sakura yang sedang bermekaran indah (lihat gambar). Langka memang dan Sakura tersebut setelah selesai mekar November mendatang, akan mekar kembali sekitar akhir Maret 2019 mendatang.

Lalu bagaimana pohon Sakura yang bermekaran di Amerika Serikat khususnya di Washington?

"Itu memang dari Jepang dan para ahli men stek atau mengawinkan membuat sendiri versi Amerika memberi nama First Lady Sakura," papar Koyama lagi.

Kini apabila mau membawa Sakura dari Jepang ke Amerika sudah dilarang. Demikian pula membawa Sakura darei Amerika ke Jepang rasanya sangat susah tak boleh masuk karena versinya tak ada di Jepang dan banyak hama yang ditakutkan membahayakan kehidupan Sakura di Jepang, ungkap Arai.

Bagaimana dnegan Sakura apakah bisa dijadikan teh?

Selama ini menurut mereka tidak ada teh Sakura.

"Yang ada paling-paling powder Sakura sebagai bumbu dicampur ke makanan dan sebagainya, bukan teh sakura dari daunnya. Itu yang kami tahu."

Lalu bagaimana dengan sertifikat Khusus para ahli Sakura?

"Itu pun juga tidak ada. Yang ada yaitu sertifikat khusus bagi misalnya tukang kebun atau tukang taman yang merawat kebun atau taman, termasuk berbagai pohon dan berbagai bunga, itu ada lisensi khususnya," ungkap Arai.

Namun sertifikat khusus ahli Sakura tidak ada. Yang ada mungkin studi grup untuk membahas bunga Sakura.

Para pecinta bunga Sakura di Jepang memiliki kelompok pecinta Sakura atau studi grup Sakura di Jepang.

Namun pecinta bunga Sakura Amerika belum pernah terdengar ada kelompok studi khusus bunga Sakura Amerika di Jepang.

"Namun kalau peneliti atau perorangan pecinta Sakura Amerika mungkin ada. Demikian pula dulu ada orang Jepang yang sudah berdomisili di Australia menjadi peneliti Sakura Jepang di Australia," ungkap Arai lagi.

Sakura
Sakura (Richard Susilo)

Bagaimana dengan kemungkinan tumbuh di Indonesia?

Apabila suhu bisa mencapai sekitar 5-12 derajat Celcius di atas gunung, ada kemungkinan bisa mekar Sakuranya, tetapi juga harus melihat tanah atau zat yang terkandung di tanah tersebut memungkinkan bunga Sakura  muncul dan mekar.

Saat ini ada beberapa pohon Sakura di Bali yang dibawa beberapa orang Jepang ke Bali dengan cara selundupan di dalam kopor stik golfnya di masa lalu.

Namun ternyata tumbuh pohon Sakura tersebut tak bisa berbunga seperti di Jepang.

"Kalau cuma muncul kuncup atau ke luar bunga sedikit mungkin bisa saja di tempat yang dingin. Tetapi pohon Sakura itu tidak akan berbunga lebat seperti terjadi di Jepang di mana pun berada karena empat musim Jepang," ungkap Koyama lagi.

Memang tampaknya bunga Sakura sangat sensitif sekali dan saat ini benar-benar dilestarikan di banyak tempat.

Apakah bakal hilang pohon Sakura ini di masa depan?

"Kalau perubahan cuaca benar-benar kacau, itu yang akan menghancurkan pohon Sakura mungkin. Jadi kalau cuaca biasa saja seperti yang kita alami saat ini mungkin tidak akan punah Sakura selamanya," tambah Koyama lagi.

Arai juga mengungkapkan keindahan bunga Sakura mungkin saja bagi yang menyukainya akan membuat dirinya terasa nyaman tenteram dan sejuk jiwanya dan hal ini sangat membantu menjaga kesehatan manusia hanya dengan melihat keindahan bunga Sakura.

"Tapi saya belum tahu pasti hal tersebut karena itu mungkin bisa ditanyakan ke bagian kedokteran yang terkait kejiwaan seseorang dengan Sakura, mungkin saja ada kaitannya yang positif karena begitu cantiknya bunga Sakura," ungkapnya lagi.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan