Perusahaan Jepang Crazy Co.Ltd Berikan Bonus Bagi Karyawan yang Menggunakan Aplikasi Tidur
Perusahaan Jepang Crazy Co.Ltd akan memberikan bonus kepada karyawannya yang menggunakan aplikasi untuk tidur di rumah minimal 6 jam dalam sehari.
Editor:
Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Perusahaan Jepang Crazy Co.Ltd akan memberikan bonus kepada karyawannya yang menggunakan aplikasi untuk tidur di rumah minimal 6 jam dalam sehari.
"Memang menarik orang melihat dapat bonus kalau banyak tidur. Tapi kita melihatnya dari kerja yang semakin baik kalau SDM cukup waktu untuk tidur," kata CEO Crazy Co.Ltd., Kazuhiko Moriyama yang didampingi oleh humas, Miyu Gorai Tribunnews.com, Kamis (8/11/2018).
Perusahaan yang dibangun empat orang anak muda itu kini memiliki 85 karyawan bergerak di bidang pengelolaan perkawinan.
Dari 85 karyawan mulai 10 Oktober lalu sebanyak 65 orang sukarela memakai aplikasi tidur.
Mereka menggunakan aplikasi tidur buatan Air Wage perusahaan lain yang juga jadi sponsor Olimpiade 2020 mendatang.
"Awalnya dari ngopi-ngopi dengan berbagai teman lalu diperkenalkan dengan pimpinan Air Wave. Saya ajukan diri sebagai uji coba aplikasinya. Perusahaan pertama yang menggunakan aplikasi ini dan pertama dipakai di Jepang," lanjut Kazuhiko Moriyama.
Tiap karyawan yang sukarela itu menggunakan aplikasi tersebut.
Sebelum tidur mereka menyetting jam berapa mereka akan bangun (seperti alarm).
Ponsel yang terinstalasi dengan aplikasi tersebut ditaruh di tempat tidur bersama orang yang tidur.
Jika bangun lebih awal dari jadwal alarm, aplikasi dimatikan.
Baca: Sempoyongan Usai Disuntik Puluhan Kali, Bidan Winda Trauma hingga Jalani Pemulihan di Psikiater
Namun kalau tetap berjalan maka grafik dan data yang tampak akan flat atau rata karena kita telah bangun.
Aplikasi tersebut bisa mendeteksi tidur kita karena berada di dekat kita selama tidur.
Lalu bagaimana poin yang diperoleh?
Satu poin dikonversikan dengan satu yen. Jadi kalau dapat 100 poin berarti dapat 100 yen.
Poin diperoleh kalau kita bisa tidur sedikitnya 6 jam. Jika kurang dari 6 jam berarti tidak mendapat poin.
Semakin banyak jam tidur semakin banyak pula poin yang berarti semakin banyak bonus yang didapatkan.
Bagaimana jika ada yang berbohong?
Dua hal menjadi catatan. Pertama peraturannya tak boleh bohong karena akan merugikan diri sendiri.
Kedua, aplikasi mendeteksi otomatis kalau kita sudah terbangun dengan data flat yang membuktikan sebenarnya kita sudah terbangun cuma tak mau mematikan alarm aplikasi tersebut karena ingin dapat poin.
Apakah poin tersebut bisa dapat uang?
Poin yang diperoleh bukan uang tunai, tapi bisa dibelanjakan dengan produk makanan minuman yang ada di kafe di perusahaan Crazy tersebut, kafe yang juga dibuka untuk umum bukan hanya bagi karyawan perusahaan.

"Tidak dapat uang tunai tapi poin itu bisa ditukarkan dengan produk yang ada di sini, misalnya beli makanan atau minuman di kafe tersebut," kata Gorai.
Dengan poin tersebut sebenarnya di masa mendatang juga bisa melakukan kerja sama dengan berbagai pihak yang menggunakan aplikasi tidur yang sama.
Misalnya JAL memiliki Milleage mungkin bisa ditukarkan dengan Milleage tersebut apabila ada kerja sama nantinya.
Aplikasi gratis bisa downloud sendiri semua menggunakan bahasa Jepang. Siapa pun bisa menggunakannya.
Perbedaannya dengan Crazy adalah, data dari semua karyawan menggunakan aplikasi tersebut lalu datanya terhitung oleh AirWave kemudian dikirimkan gratis ke Crazy.
Sehingga bisa mengetahui poin dari setiap pengguna aplikasi tersebut dan tiap karyawan dapat memakainya di dalam perusahaan tersebut.
Misalnya untuk membeli makanan dan atau minuman di Cafe Crazy.
"Terpenting mungkin dengan cara ini kita bisa secara sadar mengelola kesehatan diri sendiri sehingga produktivitas kerja semakin tinggi. Kalau kita kurang tidur seringkali terjadi kesalahan dalam kerja dan itu tidak baik," tambah Moriyama.
Baca: 2 Minggu Sebelum Jadi Korban Lion Air Wahyu Sering Mendatangi Tempat Putri untuk Makan Siang Bareng
Ternyata efektif sekali setelah menggunakan aplikasi tersebut karena tiap orang semakin baik melakukan pengelolaan kesehatannya dan terjadi peningkatan produktivitas kerja masing-masing.
Sehingga secara tim work menghasilkan kerja yang sangat baik bagi perusahaan.
Lalu bagaimana kalau karyawan sangat capai, baru bangun tidur jam 10 pagi pasti terlambat ke kantor.
"Kalau tidak ada janji dengan perusahaan atau janji dengan orang lain di perusahaan, ya tidak apa datang terlambat," kata Gorai.
Pada awalnya memang tampak aneh, semakin banyak tidur dapat duit. Tapi ternyata intinya adalah perencanaan tidur yang cukup mencapai kerja maksimal, yang di set per hari 6 jam dianggap baik untuk untuk kesehatan, sehingga bisa meningkatkan produktivitas kerja di samping kesehatan tetap terjaga baik," jelas Gorai.